Monday, October 9, 2017

METODOLOGI PENELITIAN UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG JATI (UIN SGD) Bandung

⦁ Jenis dan Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang didasari oleh konsep konstruktivisme yang memiliki pandangan bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Selain itu penelitian ini lebih dicurahkan untuk memahami fenomena fenomena sosial dari perspektif partisipan yang diperoleh melalui pengamatan partisipatif. Dalam penelitian kualitatif peneliti lebur dalam situasi yang diteliti.  Peneliti adalah pengumpul data, orang yang memiliki kesiapan penuh untuk memahami situasi.
Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan (Sukardi, 2009: 14).
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati (Subana dan Sudrajat, 2001:15).



Jenis dan metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena melalui pengamatan partisipatif dengan tujuan untuk menggambarkan apa adanya dan mengungkap bagaimana implementasi multiple intelligences pada pembelajaran Matematika di MIS Andalan Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.


⦁ Seting Penelitian
Seting yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif deskriptif ini meliputi latar tempat (lokasi) dan waktu. Lokasi atau tempat yang dijadikan penelitian yaitu MIS Andalan  Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian diantaranya yaitu: 1) Di lokasi ini menerapakan pembelajaran dengan multiple intelligences yang ingin diketahui oleh peneliti, 2) peneliti merasa sekolah tersebut cocok untuk dijadikan tempat penelitian.
Waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian kualitatif deskriptif ini adalah bulan april tahun 2017. Kegiatan akan berjalan dengan lancar, apabila tersusun atau terjadwal sesuai dengan rencana dan prosedur yang berlaku. Penelitian kualitatif deskriptif ini akan di laksanakan pada rentang waktu tiga bulan berturut-turut dibulan Maret, April, dan Mei pada tahun 2017.

⦁ Sumber Data
Sumber data primer (utama) dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data sekunder (tambahan) seperti dokumen-dokumen dan foto. (Moleong, 2009: 157) Adapun sumber data dalam penelitian ini antara lain:
⦁ Data Primer.
Moh Nazir (2005: 50) menjelaskan bahwa data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama. Hasil dari pengamatan dan wawancara mendalam membatasi kata-kata dan tindakan yang relevan saja kemudian dianalisis menjadi sumber data primer.  Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utama yaitu: kepala sekolah, guru, dan siswa di MIS Andalan Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.

⦁ Data Sekunder
Sumber tertulis merupakan sumber kedua dan merupakan bahan tambahan yang dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan resmi. (Moleong, 2009: 159). Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung pembahasan-pembahasan yang ada dalam penelitian ini. Adapun data sekunder meliputi dokumen-dokumen yang berupa program sekolah, rencana pembelajaran, data siswa, fasilitas, foto, serta penilaian/ evaluasi yang kesemuanya berkaitan dengan penerapan multiple intelligences di MIS Andalan Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.

⦁ Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
⦁ Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dikenal oleh penelitian kualitatif pada umumnya pertama adalah wawancara mendalam, Kedua teknik observasi dan ketiga  teknik dokumentasi (Hamidi, 2004: 72). Ketiga teknik tersebut digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya. Lebih jelasnya ketiga teknik tersebut adalah:
⦁ Wawancara Mendalam
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2011: 113). Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak tersetruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, terbuka, etnografis. Sedangkan wawancara terstruktur disebut wawancara baku yang susunan pertanyaannya sudah dibakukan sebelumnya dengan pilihan jawaban yang tersedia (Mulyana, 2004: 180).
Sedangkan menurut Patton (Moleong, 2009: 187), macam-macam wawancara dibedakan menjadi 3 antara lain: 
⦁ Wawancara pembicaraan informal. Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri. Jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara dalam suasana biasa, wajar, seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.
⦁ Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.
⦁ Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan kata-katanya dan cara penyajiannyapun sama untuk setiap responden.  Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara.
Moleong (2007: 190) wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak disusun terlebih dahulu pertanyaannya dan disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden.
Esterberg (Sugiyono, 2011: 233) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara  terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur. Dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunkan wawancara semiterstruktur dengan alasan jenis wawancara ini dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan  dengan wawancara terstruktur. Jenis wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka sehingga peneliti dapat menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkap pendapat dan ide dari responden.
Sebelum melakukan kegiatan wawancara, peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara agar proses tetap terfokus dan tidak keluar dari konteks yang menjadi tujuan utama peneliti yaitu implementasi pembelajaran matematika berbasis multiple intelligences di MIS Andalan. Pelaksanaan wawancara tersebut dimaksudkan agar peneliti dapat menggali informasi lebih dalam kepada guru kelas, kepala sekolah maupun siswa terkait penerapan pembelajaran berbasis multiple intelligences. Berikut adalah pedoman wawancara untuk membantu peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Guru
Aspek 
Sub Aspek

Keberadaan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences 
 Mengenali inteligensi siswa
  Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/ Lesson Plan
Pelaksanaan Pembelajaran matematika berbasis Multiple Intelligences Zona Alfa
  Warmer
  Pre-teach
  Scene setting
  Penerapan kecerdasan linguistik/ verbal
  Penerapan kecerdasan matematis-logis
  Penerapan kecerdasan visual- spasial
  Penerapan kecerdasan kinestetik
  Penerapan kecerdasan musikal
  Penerapan kecerdasan interpersonal
  Penerapan kecerdasan intrapersonal
  Penerapan kecerdasan naturalis
  Penerapan kecerdasan eksistensialis
Penilaian Pembelajaran matematika berbasis  Multiple Intelligences Sistem penilaian
  Penilaian kognitif
  Penilaian afektif
  Penilaian psikomotor

Tabel 3.2
Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah

Aspek
 Sub Aspek
Keberadaan pembelajaran berbasis multiple intelligences 
Persiapan pembelajaran berbasis multiple intelligences Mengenali inteligensi siswa
  Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/ Lesson Plan
Penerapan pembelajaran berbasis multiple intelligences 
Penilaian pembelajaran berbasis multiple intelligences 

Tabel 3.3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Siswa

Aspek

Sub Aspek
Pengalaman belajar matematika melalui Multiple Intelligences Linguistik –verbal
  Matematis-logis
  Visual-spasial
  Kinestetik
  Musikal
  Interpersonal
  Intrapersonal
  Naturalis
  Eksistensialis
Kegiatan di luar sekolah 

⦁ Observasi
Observasi atau pengamatan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian.  Untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan mengamati (Mandalis, 2003: 63). Dalam observasi ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi mengatur atau memanipulasikannya.
Dalam penelitian kualitatif, metode pengamatan berperan sangat penting. Karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi secara lengkap. Bentuk kegiatan peneliti dengan mengamati secara terjun langsung ke lapangan atau ke sekolah sehingga peneliti ikut aktif di dalamnya, langsung dapat melihat situasi yang diamati dan dipaparkan  melalui pengamatan dan pencatatan. Pengamatan berlatar alamiah atau tak terstruktur karena terjadi secara naturalistik dan apa adanya yang terjadi di sekolah (Moleong, 2009: 176).  
Sugiyono (2005: 68), menyatakan bahwa observasi terdiri atas tiga komponen: place (tempat) yaitu berlangsungnya interaksi sosial di dalam kelas, actor (pelaku) yaitu orang-orang yang sedang memainkan peranan tertentu (guru dan anak), activity (kegiatan) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial, dalam hal ini adalah kegiatan pembelajaran.
Sugiyono (2010: 204) dari segi proses pelaksanaan pegumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation (observasi non partisipan).
Sebelum melakukan observasi, peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan agar proses observasi tetap fokus dan tidak keluar dari konteks yang menjadi tujuan utama peneliti yaitu mendeskripsikan implemetasi pembelajaran matematika berbasis multiple intelligences di MIS Andalan. Oleh karena itu, pelaksanaan observasi bertujuan untuk mengetahui secara langsung terkait penerapan pembelajaran matematika berbasis multiple intelligences yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi pedoman observasi yang digunakan untuk melihat pembelajaran di dalam kelas.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Pedoman Observasi

Aspek
 Sub Aspek
Kegiatan awal a. Mempersiapan pembelajaran
  b. Pemberian apersepsi dan motivasi
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences a. kecerdasan Linguistik/ verbal
  b. kecerdasan matematis-logis
  c. kecerdasan visual- spasial
  d. kecerdasan kinestetik
  e. kecerdasan musikal
  f. kecerdasan interpersonal
  g. kecerdasan intrapersonal
  h. kecerdasan naturalis
  i. kecerdasan eksistensialis
Kegiatan akhir Penyimpulan materi dan evaluasi
Penilaian Autentik Penilaian Autentik

⦁ Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen  baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.  Dokumen-dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh (Syaodih, 2008: 221-222).  
Lexy J. Moleong (2009: 217-219), macam-macam dokumen antara lain: 
⦁ Dokumen Pribadi.  
Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subyek penelitan.  Contoh dokumentasi pribadi adalah buku harian, surat pribadi dan otobiografi.
⦁ Dokumen Resmi. 
 Dokumentasi resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal.  Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri.  Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan kepada media massa.
Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 149) studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Sedangkan, menurut  Suharsimi Arikunto ( 2010: 247) metode
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Adapun data dokumentasi yang akan didapat oleh peneliti yaitu: dokumen-dokumen yang berupa rencana pembelajaran, kurikulum sekolah, silabus, data siswa, fasilitas, serta penilaian/ evaluasi yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran matematika berbasis multiple intelligences di MIS Andalan. Dengan demikian, dokumentasi ini bertujuaan sebagai data pelengkap dan bukti penerapan pembelajaran matemattika berbasis multiple intelligences di MIS Andalan.
⦁ Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang utama ialah peneliti sendiri.  Pada awal penelitian penelitilah alat satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah merupakan alat dari awal sampai akhir penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung diperoleh fokus yang lebih jelas melalui wawancara (Nasution, 2003: 34).
Dalam penelitian kualitatif,   instrumen    utamanya    adalah    peneliti  sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi (Sugiyono, 2010: 307). Agar penelitian ini terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen penelitian yang selanjutnya dijadikan acuan untuk membuat pedoman wawancara dan observasi.

⦁ Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2010: 336) meliputi credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data.
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan pada derajat kepercayaan (kredibilitas). Derajat kepercayaan ini berfungsi untuk:  melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan untuk mempertunjukkan derajat kepercayaan  hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti (Moleong, 2009: 324).
Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi kriteria derajat kepercayaan (Nasution, 2003: 114-117), antara lain:
⦁ Memperpanjang masa observasi: harus cukup waktu untuk betul-betul mengenal suatu lingkungan, mengadakan hubungan baik dengan orang-orang di sana, mengenal kebudayaan lingkungan dan mengecek kebenaran informasi.
⦁ Pengamatan yang terus-menerus: memperhatikan sesuatu secara lebih cermat.
⦁ Triangulasi: data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian kualitatif perlu diuji keabsahannya melalui teknik triangulasi metode, triangulasi sumber (Hamidi, 2004: 83). Untuk menguji keakuratan data digunakan triangulasi metode pengumpulan data yaitu dengan cara menggunakan beberapa cara pengumpulan data seperti observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
⦁ Membicarakan dengan orang lain: diskusi dilakukan dengan orang yang sebaya dengan peneliti.
⦁ Menganalisis kasus negatif: kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga saat tertentu.
⦁ Menggunakan bahan referensi: sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, dapat digunakan hasil rekaman atau video atau dokumentasi.
⦁ Mengadakan member check: salah satu cara yang sangat penting melakukan member check dengan cara pada akhir wawancara kita ulangi dalam garis besarnya, berdasarkan catatan kita dengan maksud memperbaiki kekeliruan atau menambah apa yang masih kurang (Bungin, 2003: 105).
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu (Sugiyono, 2010: 368). Triangulasi yang digunakan peneliti untuk mengabsah data adalah triangulasi teknik dan sumber.
⦁ Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara menegecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkap data tentang penerapan pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan teknik wawancara, observasi, dan kemudian dengan dokumentasi.
⦁ Triangulasi sumber triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan  dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti menggali informasi dari guru kelas, lalu triangulasi ke kepala sekolah kemudian merambah ke siswa. Data dari sumber-sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, mana yang memiliki pandangan sama atau berbeda, dan mana yang spesifik.

⦁ Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif  dimulai dengan menyusun fakta-fakta hasil temuan lapangan. Kemudian peneliti membuat diagram-diagram, tabel, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar tersebut diinterpretasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip (Syaodih, 2008: 115).
penulis mengacu pada (Moleong, 2002: 190-193) yang mengatakan bahwa untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif dalam penelitian ini adalah:
⦁ Pemrosesan data yaitu mencari dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas dari berbagai sumber dan dipelajari secara teliti seluruh data yang sudah terkumpul kemudian satu-satunya diidentifikasi.
⦁ Kategorisasi yaitu data-data yang sudah terkumpul dapat dikelompokan atas pikiran, pendapat, dan kriteria tertentu yang selanjutnya dikategorisasikan kedalam isi pembahasan penelitian yang berkaitan.
⦁ Penafsiran data yakni setelah tersedia data-data yang lengkap dan kategorisasi telah dilakukan, maka dilakukan analisis, yang akhirnya dilakukan penafsiran kesimpulan dari apa yang telah dibahas.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran dari konsep kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences) serta Implementasi konsep kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences) dalam pembelajaran Matematika di MIS Andalan Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.

⦁ Jadwal Penelitian.
Penelitian ini direncanakan akan selesai dalam jangka waktu tiga bulan, terhitung sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2017. Dalam jangka waktu tiga bulan tersebut dilakukan kegiatan penelitian mulai dari penyusunan proposal penelitian, pengajuan proposal ke Tim Pemeriksa Proposal Skripsi (TPPS), pengajuan Surat Keputusan (SK) pembimbing, pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan laporan penelitian.
Waktu dan kegiatan penelitian sebagai dikemukakan di atas, dapat digambarkan sebagaimana tampak pada tabel jadwal penelitian berikut:
Tabel 3.5
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Maret 2017 April 2017 Mei 2017
    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal            
2 Pengajuan proposal penelitian ke TTPS            
3 Pengajuan SK pembimbing            
4 Pengumpulan data  ⦁           
5 Pengolahan data            
6 Penulisan skripsi            

No comments:

Post a Comment