Bab 1: Besaran dan Pengukuran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka, sedangkan satuan adalah besaran pembanding yang digunakan dalam
pengukuran.
Besaran pokok terdiri dari panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus,
jumlah zat, dan intensitas cahaya. Dari besaran pokok tersebut dapat diturunkan
besaran turunan seperti luas, volume, kecepatan, gaya, dan sebagainya.
Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran besaran panjang antara
lain mistar, rol meter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Alat untuk mengukur besaran massa disebut timbangan atau neraca.
Terdapat bermacam-macam jenis timbangan atau neraca sesuai kegunaannya.
Alat pengukuran waktu adalah jam dan stopwatch. Stopwatch digunakan
dalam pengukuran waktu yang membutuhkan ketelitian seperti mencatat waktu dalam
perlombaan olahraga lari, renang, balap mobil, dan sebagainya.
Suhu adalah besaran untuk menyatakan tingkat panas dinginnya suatu
keadaan. Alat pengukuran suhu adalah termometer.
Ada empat skala satuan suhu, yaitu Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan
Kelvin dengan konversi sebagai berikut:
t °C = 5 / 9 (t °F – 32) atau t °F = 9 / 5 t °C
+ 32
t °C = 5 / 4 t °R atau t °R = 4 / 5 t °C
t °C = t K – 273 atau t K = t °C + 273
Bab 2: Klasifikasi Zat
Semua zat kimia merupakan asam, basa dan garam.
Asam memiliki sifat antara lain rasanya masam, menghantarkan arus
listrik, jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen, mengubah
lakmus biru menjadi merah dan korosif terhadap logam.
Basa memiliki sifat licin jika terkena kulit, menghantarkan arus
listrik, jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida, mengubah
lakmus merah menjadi biru dan menetralkan asam.
Garam bersifat menghantarkan arus listrik (dalam bentuk lelehan)
dan tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun biru.
Untuk mengidentifikasi asam, basa, dan garam digunakan indikator
alami (ekstrak kulit manggis, kubis ungu dan bunga sepatu) dan indikator buatan
(kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter).
Tingkat keasaman dinyatakan dengan angka 1 - 14. Larutan bersifat
asam jika pH kurang dari 7, larutan netral memiliki pH 7 dan larutan basa
memiliki pH lebih dari 7.
Jenis zat kimia yang utama dibedakan menjadi unsur, senyawa, dan
campuran.
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
zat lain yang lebih sederhana melalui reaksi kimia sederhana.
Nama unsur dapat dinyatakan dengan lambang unsur. Lambang unsur
yang kita gunakan sekarang ini menurut usulan Berzelius.
Senyawa merupakan zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang
bergabung secara kimia dengan perbandingan massa tertentu. Rumus kimia dari
senyawa dinyatakan dengan Ax By , di mana A dan B menyatakan lambang unsur
penyusun sedangkan x dan y menyatakan jumlah relatif atom A dan B dalam
senyawa.
Campuran merupakan materi yang tersusun atas dua jenis zat atau
lebih dengan perbandingan tidak tetap. Campuran dibedakan atas campuran homogen
(larutan) dan campuran heterogen (suspensi dan koloid).
Bab 3: Wujud Zat dan Perubahannya
Berdasarkan wujudnya, zat dibedakan atas zat padat, cair, dan
gas.
Zat padat memiliki bentuk tetap, volume tetap, umumnya mempunyai
massa jenis besar, susunan partikelnya teratur dan jarak antarpartikel sangat
dekat.
Zat cair memiliki bentuk tidak tetap (mengikuti wadah), volume
tetap, mempunyai massa jenis sedang, susunan partikelnya kurang teratur dan
kurang rapat.
Zat gas memiliki bentuk mengikuti bentuk wadahnya, volume
tergantung tempatnya, massa jenis sangat kecil, dan jarak antar partikelnya
sangat jauh.
Massa jenis menyatakan perbandingan antara massa dan volume suatu
zat.
Zat padat mengalami muai panjang, luas, dan volume. Zat zair dan
zat gas mengalami muai volume.
Pengetahuan pemuaian berguna dalam pemanfaatan bimetal,
pengelingan, pemasangan bingkai besi pada roda, dan pemasangan kaca jendela.
Kalor berperan dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda.
Kalor yang diperlukan dalam perubahan suhu zat dirumuskan: Q = m ·
c · ∆T.
Proses penguapan dipercepat dengan memperluas permukaan, mengurangi
tekanan pada permukaan, memanaskan atau menaikkan suhu zat, dan meniupkan udara
di atas permukaan.
Asas Black menyatakan kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang
diterima.
Perpindahan kalor dapat melalui tiga cara yaitu konveksi, konduksi,
dan radiasi.
Termos merupakan alat yang berguna mencegah perpindahan kalor
secara konveksi, konduksi, dan radiasi.
Bab 4: Perubahan Fisika dan Kimia
Sifat suatu materi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat
fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika adalah sifat materi yang dapat dilihat secara langsung
dengan indra. Sifat fisika suatu materi antara lain wujud zat, kekeruhan,
kekentalan, kelarutan, titik didih, titik leleh dan warna.
Sifat kimia suatu materi merupakan sifat yang dihasilkan dari
perubahan kimia. Sifat kimia suatu materi antara lain mudah tidaknya suatu
materi terbakar, berkarat dan busuk.
Campuran tersusun atas beberapa unsur atau senyawa secara fisika
dengan perbandingan tidak tetap.
Campuran dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisika. Metode
pemisahan campuran antara lain filtrasi, sentrifugasi, evaporasi, distilasi,
kromatografi dan sublimasi.
Air perlu diolah sebelum dikonsumsi dan memenuhi persyaratan
kualitas dari segi fisika, kimia, dan biologis.
Cara sederhana untuk menjernihkan air meliputi pengendapan,
penyaringan, dan koagulasi.
Perubahan materi dibedakan menjadi perubahan fisika dan perubahan
kimia.
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menimbulkan zat yang
jenisnya baru sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menimbulkan zat
yang jenisnya baru.
Peristiwa perubahan fisika dalam kehidupan sehari-hari antara lain
perubahan wujud, bentuk, ukuran, volume, bentuk energi, dan karena pelarutan.
Peristiwa perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari antara lain
karena pembakaran, perkaratan dan pembusukan.
Perubahan fisika dan perubahan kimia bermanfaat dalam industri,
misal industri obat-obatan dan plastik.
Reaksi kimia merupakan peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang
bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk).
Terjadinya reaksi kimia ditandai dengan timbulnya perubahan warna,
terbentuk endapan, terjadi perubahan suhu, dan timbul gas.
Laju reaksi kimia dipengaruhi oleh ukuran zat, suhu, dan katalis.
Materi Semester 2 (Genap)
Bab 5: Gerak Lurus
Gerak lurus adalah suatu gerak yang mempunyai lintasan lurus.
Besaran-besaran dalam gerak lurus antara lain jarak, perpindahan, kelajuan, dan
kecepatan.
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa
memerhatikan arah.
Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda dengan
memperhatikan arahnya.
Kelajuan adalah perubahan jarak terhadap posisi awalnya dalam suatu
selang waktu tertentu tanpa memperhatikan arahnya
Kecepatan adalah kelajuan dengan memperhatikan arahnya.
Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi lintasan total yang ditempuh
suatu benda dengan selang waktu total yang diperlukan untuk menempuh lintasan
tersebut.
Kecepatan rata-rata = lintasan yang ditempuh / waktu total
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda pada lintasan yang
lurus di mana pada setiap selang waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak
yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang lurus dengan kelajuan tetap).
Pada gerak lurus beraturan, perpindahan (s) benda dapat ditentukan
dengan persamaan sebagai berikut. s = so + v . t
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda yang
menempuh lintasan lurus dan mengalami perubahan kecepatan yang sama setiap
sekonnya atau mengalami percepatan yang sama.
Percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan tiap waktu.
Perubahan kecepatan adalah selisih antara kecepatan akhir dan kecepatan awal. a
= Vt – Vo / t
Pada gerak lurus berubah beraturan, perpindahan (s) benda dapat
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut. s = s0 + v0 . t + ½ at2
Bab 6 : Gejala Alam dan Kerja Ilmiah
Sains berkembang dari melalui pengamatan dan percobaan. Objek
pengamatan dapat berupa gejala kejadian maupun gejala kebendaan, baik objek
biotik maupun abiotik. Percobaan dilakukan dengan metode ilmiah dan peneliti
harus juga harus bersikap ilmiah, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pengamatan atau observasi dapat menggunakan indra maupun dengan
bantuan alat ukur. Pengamatan dengan indra menghasilkan data kualitatif,
sedangkan pengamatan dengan alat ukur menghasilkan data kuantitatif. Untuk
mempermudah, data dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar, diagram, grafik,
dan sebagainya.
Eksperimen dilakukan dengan metode ilmiah. Urutan metode ilmiah
yaitu merumuskan masalah, menyusun hipotesis, melakukan penelitian,
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Hasil eksperimen harus dikomunikasikan dengan orang lain sehingga
pengetahuannya bermanfaat.
Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengamati benda yang berukuran
sangat kecil. Perbesaran total yang dihasilkan mikroskop dapat dihitung dari
perbesaran lensa objektif dikalikan perbesaran lensa okuler.
Semua kegiatan eksperimen atau penelitian harus memperhatikan
keselamatan kerja. Keselamatan kerja dapat ditingkatkan dengan mengenal sifat
bahan kimia di laboratorium, memahami cara kerja alat, dan menggunakan
peralatan kerja yang tepat.
Bab 7: Keanekaragaman Makhluk Hidup
Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakan
dengan makhluk tak hidup dan benda mati. Ciri-ciri makhluk hidup adalah
bernapas, memerlukan makanan, bergerak, peka terhadap rangsangan, adaptasi,
berkembang biak, tumbuh dan berkembang, dan mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup yang ada di bumi sangat beraneka ragam.
Keanekaragaman berarti terdapatnya perbedaan ciri dan sifat pada makhluk hidup
yang berlainan jenis. Sedangkan variasi adalah terdapatnya perbedaan ciri dan
sifat pada makhluk hidup yang sejenis.
Untuk memudahkan mempelajari makhluk hidup yang beraneka ragam,
dibuat sistem pengelompokan atau klasifikasi. Klasifikasi sistem filogeni
berkembang dari mula-mula sistem dua kingdom (Plantae dan Animalia) hingga
menjadi sistem lima kingdom (Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia).
Setiap makhluk hidup diberi nama ilmiah yang berlaku secara
internasional. Tata nama ilmiah mengacu pada sistem binomial nomenklatur yang
diusulkan oleh Carolus Linnaeus.
Dalam sistem klasifikasi setiap makhluk hidup mempunyai tingkatan
takson berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri dengan makhluk hidup yang lain.
Untuk menentukan nama jenis atau tingkatan takson suatu makhluk hidup dapat
menggunakan kunci determinasi.
Organisasi kehidupan merupakan urutan tingkatan organisasi pada
makhluk hidup, yaitu makhluk hidup tersusun atas sel, sel-sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Beberapa jaringan
membentuk organ. Dan beberapa organ menyusun sistem organ.
Sel-sel yang menyusun makhluk hidup mempunyai struktur dasar yang
sama, yaitu terdiri dari membran sel, sitoplasma, dan inti sel. Selain itu sel
mempunyai organela, misalnya mitokondria, retikulum endoplasma, ribosom,
plastida, vakuola, badan golgi, dan lisosom.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi
yang sama. Contoh jaringan pada hewan dan manusia adalah jaringan epitel, ikat,
otot, dan saraf. Jaringan pada tumbuhan misalnya jaringan meristem, parenkim,
sklerenkim, kolenkim, xilem, dan floem.
Beberapa jaringan bekerjasama membentuk organ. Contoh organ pada
hewan dan manusia adalah mulut, lambung, usus, paru-paru, kulit, mata, dan
ginjal. Contoh organ pada tumbuhan yaitu akar, batang, dan daun.
Beberapa organ saling bekerja sama dalam suatu sistem organ.
Organisme tingkat tinggi mempunyai beberapa sistem organ. Misalnya sistem
pernapasan tersusun dari organ hidung, trakea, bronkus, bronkiolus, dan
paru-paru.
Bab 8: Ekosistem dan Pelestarian Sumber Daya Hayati
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem disusun oleh komponen biotik berupa makhluk hidup dan
komponen abiotik.
Setiap makhluk hidup menempati tempat yang sesuai yang disebut
habitat. Setiap makhluk hidup juga mempunyai peranan tertentu yang disebut
nisia. Dalam ekosistem terdapat tingkatan trofik komponen biotik, yaitu ada
organisme yang berperan sebagai produsen, konsumen primer, konsumen sekunder,
konsumen tersier, konsumen puncak, dan pengurai.
Dalam ekosistem terdapat tingkatan organisasi makhluk hidup
penyusunnya. Individu-individu sejenis menyusun populasi, beberapa populasi
makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan membentuk komunitas. Komunitas
dengan lingkungannya membentuk suatu ekosistem. Beberapa ekosistem membentuk
bioma dan keseluruhan bioma dan ekosistem di bumi menyusun biosfer.
Di dalam ekosistem yang seimbang, komponen penyusun ekosistem
selalu berada dalam komposisi yang seimbang. Ekosistem bersifat dinamis dan
selalu mengalami perubahan. Perubahan suatu ekosistem menuju keseimbangan dalam
jangka waktu yang lama disebut suksesi.
Komponen penyusun ekosistem selalu berinteraksi baik sesama
komponen biotik maupun antara komponen biotik dengan komponen abiotik.
Interaksi ini membentuk jaring-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai
makanan, jaring-jaring kehidupan, dan piramida makanan.
Hubungan antarorganisme dalam suatu ekosistem dapat berupa hubungan
netral, simbiosis mutualisme, komensalisme, parasitisme, kompetisi, dan
predasi.
Keanekaragaman makhluk hidup berfungsi sebagai sumber pangan,
pakaian, perumahan, kesehatan. Keanekaragaman juga memberi manfaat secara
ekonomi, ekosistem, dan keilmuan.
Beberapa upaya pelestarian keanekaragaman hayati adalah dengan
membuat undang-undang, penyuluhan kepada masyarakat, membuat taman nasional,
cagar alam, kebun raya, dan taman laut.
Bab 9: Kependudukan dan Permasalahan Lingkungan
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu daerah
dari waktu ke waktu. Perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk (imigrasi dan emigrasi).
Dinamika penduduk yang menunjukkan peningkatan jumlah penduduk
disebut pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk dapat ditentukan dengan
mengadakan sensus.
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk
dengan luas wilayah yang ditempati. Kepadatan penduduk tiap daerah
berbeda-beda. Tingginya kepadatan penduduk dapat menyebabkan berbagai
permasalahan sosial, ekonomi, keamanan, kesejahteraan, pangan, ketersediaan
lahan dan air bersih, yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan.
Pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi telah banyak
menimbulkan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia
disebabkan karena banyaknya zat pencemar/polutan yang masuk ke lingkungan.
Pencemaran air, tanah, dan udara dapat mengganggu kesehatan dan
kehidupan manusia. Oleh karena itu dikembangkan berbagai upaya untuk menekan
dan menanggulangi tingkat pencemaran lingkungan.
Sekian dulu postingan tentang Rangkuman Materi IPA Kelas 7
SMP. Semoga rangkuman materi ini bisa bermanfaat buat guru dan siswa sebagai
bahan rangkuman dan bisa mempermudah untuk mengingat dan lebih mudah menguasai
materi IPA kelas 7 SMP.
No comments:
Post a Comment