Cara memperkirakan waktu tanpa menonton jam menjadi salah satu syarat pencapaian SKU pramuka penegak bantara. Point ke-13 dalam Syarat Kecakapan Umum Penegak Bantara tersebut merupakan "Dapat memakai jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan". Salah satu pencapaian SKU-nya merupakan bisa memperkirakan waktu tanpa menonton jam yg dilakukan dikala pengembaraan. Disamping itu disyaratkan pula wajib bisa membahas bagian-bagian dari kompas, azimuth dan back azimuth, resection dan intersection, dan bisa menyimak dan membikin tanda jejak dan tanda alam dan membikin peta perjalanannya.
Memperkirakan waktu tanpa memakai jam bisa mempunyai dua pengertian sekaligus. Yang pertama merupakan sanggup memperkirakan kini telah pukul berapa. Yaitu bisa menyatakan (secara mengira-kira) kini telah pukul (jam) berapa, telah pagi, siang, sore, alias malam. Yang kedua merupakan memperkirakan lamanya waktu yg telah berjalan. Yaitu bisa memperkirakan lamanya waktu, semisal satu menit, sepuluh menit, alias setengah jam dan satu jam. Kedua-duanya dilakukan tanpa bantuan jam dan alat penentu waktu lainnya.
Teknik kepramukaan (scouting skill) memperkirakan waktu ini penting dikuasai oleh para pramuka, utamanya penegak dan pandega, dikala berada di alam bebas, melakukan pengembaraan, ataupun dalam situasi darurat yg memperlukan performa survival di alam bebas.
Cara Memperkirakan Waktu Tanpa Menggunakan Jam
Untuk bisa menentukan waktu tanpa memakai jam, seorang pramuka bisa berpedoman dengan matahari dan kehadiran bintang. Penggunaan matahari sebagai penanda waktu ini juga kerap digunakan dalam penentuan masuknya waktu sholat. Berikut berbagai faktor pokok yg bisa dijadikan pedoman dalam menentukan waktu alias jam berdasarkan matahari.
Terbitnya fajar yg ditandai dengan adanya sinar merah di langit sebelah timur yg cahayanya telah terus merata di langit. Ini merupakan waktu shalat subuh yg biasanya memperlihatkan waktu antara jam 04.00 - 04.30.
Terbitnya matahari. Menunjukkan waktu kurang lebih jam 05.00 - 05.30.
Panjang bayangan sama dengan bendanya pada pagi hari. Ini memperlihatkan waktu kurang lebih jam 09.00
Tengah hari yg ditandai dengan bayangan suatu benda yg tegak lurus akan menghilang, cocok di bawah benda, alias statis tak memanjang / memendek sampai berbagai saat. Ini memperlihatkan waktu kurang lebih jam 11.30 - 12.00.
Panjang bayangan sama dengan bendanya pada sore hari. Ini memperlihatkan waktu shalat ashar yg biasanya memperlihatkan waktu antara jam 14.45 - 15.15
Terbenamnya matahari yg ditandai dengan dengan warna kemerah-merahan di langit. Ini memperlihatkan waktu shalat maghrib alias waktu antara jam 17.30 - 18.00
Hilangnya warna kemerah-merahan di langit dikala sore hari. Ini memperlihatkan waktu shalat isyak alias waktu kurang lebih jam 19.00
Ketentuan-ketentuan di atas hanya kira-kira saja. Di tempat lain bisa sehingga mempunyai sedikit selisih. Pun antara satu bulan dengan bulan lainnya (dalam satu tahun) pun akan mengalami selisih waktu. Sehingga diperlukan pengawasan pribadi dan pembiasaan.
Termasuk dalam menentukan berapa lama waktu yg berjalan. Dibutuhkan berulang kali latihan dan pembiasaan supaya bisa memperkirakan lamanya waktu yg tengah berjalan. Latihan bisa dimulai dengan mengukur waktu yg paling singkat semisal satu menit, lima menit, dan lima belas menit. Kemudian ditingkatkan untuk berlatih lamanya waktu selagi setengah jam alias satu jam.
No comments:
Post a Comment