Pengertian
Tajwid (تجويد) secara harfiah mempunyai arti melakukan sesuatu dengan baik dan indah
atau bagus dan membaguskan, tajwid ini berasal dari kata bahasa arab yaitu ”
Jawwada ” (جوّد-يجوّد-تجويدا). Tajwid dalam ilmu Qiraah mempunyai arti mengeluarkan huruf dari
tempatnya dgn memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi kesimpulan dari
ilmu tajwid ini adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan
atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist
dan lainnya.
Di dalam ilmu
tajwid ini terdapat beberapa istilah yang harus kita perhatikan dan kita
ketahui ketika membaca Al Quran, diantaranya adalah:
a. Makharijul
huruf yaitu tempat keluar masuknya huruf
b. Shifatul
huruf yaitu cara melafalkan atau mengucapkan huruf
c. Ahkamul
huruf yaitu hubungan antara huruf
d. Ahkamul
maddi wal qasr yaitu panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam
tiap ayat Al-Quran
e. Ahkamul
waqaf wal ibtida’ yaitu mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti
pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid
f. dan Al-Khat
dan Al-Utsmani
Berikut ini
adalah dalil atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap
HambaNya untuk membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, diantaranya :
1. Dalil yang
pertama di ambil dari ayat suci Al Quran. Allah SWT berfirman dalam surat
Al-Muzzammil (73) yang artinya adalah “Dan bacalah Al Qur’an itu dengan
perlahan/tartil (bertajwid)”. Pada Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT
telah memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca Al Quran yang diturunkan
kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya
(bertajwid).
2. Dalil kedua
diambil dari As-Sunnah atau ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.
yaitu istri Nabi Muhammad SAW, ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan
Al-Quran dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa
Baginda Nabi muhammad S.A.W. Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti
ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama
seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti
ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah)
mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan
yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik
At-Tirmizi).
A. Hukum Bacaan
Tajwid (nun Mati atau Tanwin)
Gambar berikut
ini merupakan contoh hukum nun mati. huruf yang diberi warna (merah : izhar
halqi), (hijau : idgham), ( biru : ikhfa haqiqi), ( ungu : iqlab).
1. Pengertian
Izhar Halqi (رإظها)
Disebut Izhar
halqi apabila bertemu dgn salah satu huruf izhar maka cara melafazkan atau
mengucapkannya harus jelas, apabila nun mati atau
tanwin bertemu dengan huruf Halqi (tenggorokan) misalnya : alif atau hamzah(ء), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), dan ha’ (ﮬ). Izhar Halqi ini mempunyai arti dibaca jelas.
Contoh : نَارٌ حَامِيَةٌ
2. Idgham
(امغدإ)
Idgham Bighunnah mempunyai arti (dilebur dengan disertai dengung) Yaitu memasukkan
atau meleburkan salah satu huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) kedalam huruf sesudahnya dgn disertai (ber)dengung, jika bertemu dgn
salah satu huruf empat ini yaitu: ن م و ي
Contoh: مُّمَدَّدَةٍ عَمَدٍ فِيْ
Idgham
Bilaghunnah mempunyai arti (dilebur tanpa dengung) Yaitu memasukkan atau
meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dgn salah
satu huruf lam atau ra (ر، ل)
Contoh: لَمْ مَنْ
Pengecualian
Jika nun mati
atau tanwin bertemu dgn keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan di dlm
satu kata, conohnya بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau tanwin tersebut harus dibaca jelas.
3. Iqlab
Hukum bacaan
ini terjadi apabila ada huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب). Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi
mim (م).
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ
4. Ikhfa’
haqiqi
Hukum bacaan
ini apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dgn huruf-huruf seperti ta’(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), , fa’ (ف), qof (ق), dan kaf (ك), maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ
B. Hukum Bacaan
Tajwid (mim mati)
Selain hukum
nun mati dan tanwin adapula hukum bacaan tajwid lainnya dalam mempelajari dan
membaca Al Quran yaitu Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu
dgn huruf mim mati (مْ) yang bertemu dgn huruf hijaiyah tertentu. Berikut
contoh ayatnya, yang diberi tanda warna (biru : ikhfa syafawi), ( merah :
idgham mimi), (hijau : izhar syafawi).
Hukum Bacaan
Tajwid (mim mati) memiliki 3 jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Ikhfa
Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila ada
huruf mim mati (مْ) bertemu dgn huruf ba (ب), maka cara
membacanya harus dengan cara samar-samar di bibir dan dibaca dgn didengungkan.
Contoh: (فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)
2. Idgham Mimi
( إدغام ميمى)
Apabila ada
huruf mim mati (مْ) bertemu dgn huruf mim (م), maka cara
membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib
anda baca dengung. Idgham mimi disebut juga dgn idgham mislain atau
mutamasilain.
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
3. Izhar
Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila ada
huruf mim mati (مْ) bertemu dgn salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya harus dgn jelas di bibir dan mulut anda tertutup.
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
C. Hukum bacaan
Tajwid (mim dan nun tasydid)
Hukum bacaan
mim dan nun tasydid disebut juga dgn wajib al-ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang memiliki makna bahwa orang yang membacanya di wajibkan untuk
mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah
didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki
tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ
D. Hukum Bacaan
Tajwid (alif lam ma’rifah)
Hukum bacaan
Alif lam ma’rifah yaitu apabila dua huruf yang di tambah pada akhir atau awal
dari kata yang mempunyai arti nama atau isim. Ada dua jenis alif lam ma’rifah
yaitu qamariah dan syamsiah.
– Alif lam
qamariah yaitu lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: ‘ain (ع), ghain (غ), alif/hamzah(ء), ba’ (ب), jim (ج), ha’ (ح), kha’ (خ), fa’ (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha’ (ﮬ) dan ya’ (ي). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini
adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
line-height: 18pt; margin-bottom: 0.0001pt;
vertical-align: baseline;"> – Alif lam syamsiah yaitu lam yang
diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د), dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama asy syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini
tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.
E. Hukum Bacaan
Tajwid (idgham)
Hukum Idgham (ﺎﻡﻏﺩﺇ) adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf
ke dalam huruf yg lain. Oleh karena itu bacaan idgham harus dilafazkan dgn cara
meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Ada tiga jenis idgham yaitu:
– Idgham
mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) adalah bertemunya antara dua huruf yg sama sifat dan
makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukumnya adalah
wajib utk di idghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
– Idgham
mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ – yang hampir) adalah bertemunya dua huruf yg sifat dan makhrajnya
hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal.
Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
– Idgham
mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) adalah bertemunya antara dua huruf yg sama makhrajnya
akan tetapi tdk sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan
zha. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ
F. Hukum Bacaan
Tajwid (mad)
Hukum bacaan
Mad yg mempunyai arti yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah
Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan
menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad
asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf
tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad
diukur dengan menggunakan harakat.
G. Hukum Bacaan
Tajwid (ra’)
Hukum ra’
adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ di dlm bacaan. Terdapat tiga cara
yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.
* Bacaan ra’
ini harus di kasarkan apabila:
1. huruf ra’ yg
mempunyai harakat atas atau fathah.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
2. huruf ra’ yg
berbaris mati atau mempunyai harakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas
atau fathah.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
3. huruf Ra’
berbaris mati yg huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
4.huruf Ra’
berbaris mati dan sebelumnya huruf yg berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’
tadi bertemu dgn huruf isti’la’.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
* Bacaan ra’ yg
harus di tipiskan adalah apabila:
1. huruf ra’ yg
berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
2. huruf ra’ yg
sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
3. huruf Ra’
mati yg sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa
dgn huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
* Bacaan ra’ yg
harus di kasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati
yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu
huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ
Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).
H. Hukum Bacaan
Tajwid (Qalqalah)
Hukum Qalqalah
(ﻗﻠﻘﻠﻪ) yaitu bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik
atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
– Qalqalah
kecil yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris
matinya adlh asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
– Qalqalah
besar yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau
berhenti. Dlm keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan di waqafkan tetapi
tdk di qalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ
I. Waqaf (وقف)
Hukum bacaan
Waqaf dari sudut bahasa mempunyai arti berhenti atau menahan, apabila dari
sudut istilah tajwid mempunyai arti menghentikan bacaan sejenak dgn memutuskan
suara di akhir perkataan utk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali
bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
– ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada
suatu bacaan yg di baca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat
atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti dari bacaan tersebut karena tdk
mempunyai kaitan dgn bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya.
– ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada
suatu bacaan secara sempurna, tdk memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan,
namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.
– ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa
mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dgn bacaan
sesudahnya
– ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) – waqaf buruk yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan
secara tdk sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini
harus di hindari karena bacaan yg di waqafkan masih berkaitan lafaz dan
maknanya dgn bacaan yang lain.
Tanda-tanda
waqaf lainnya :
1. Tanda mim
( مـ ) disebut juga dgn Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi
setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dgn tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh
berbeda dgn fungsi dan maksudnya;
2. tanda tho
( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
3.tanda jim
( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun di
perbolehkan juga utk tidak berhenti.
4. tanda zha
( ﻇ ) mempunyai makna lebih baik tidak berhenti
5. tanda sad
( ﺹ ) disebut juga dgn Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik
untuk tdk berhenti namun di perbolehkan berhenti saat darurat tanpa merubah
maknanya. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dlm
kata lain lebih di perbolehkan berhenti pada waqaf sad
6. tanda
sad-lam-ya’ ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari “Al-washl Awlaa” yg
mempunyai arti “wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, oleh karena
itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf
( ﻕ ) merupakan singkatan dari “Qiila alayhil waqf” yg mempunyai makna
“telah di nyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, oleh karena itu lebih
baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan
8. tanda
sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari “Qad yuushalu” yg mempunyai makna “kadang
kala boleh diwasalkan”, oleh karena itu lebih baik berhenti walaupun kadang
kala boleh diwasalkan
9. tanda Qif
( ﻗﻴﻒ ) mempunyai maksud berhenti! yaitu lebih diutamakan untuk berhenti.
Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yg biasanya si pembaca akan
meneruskannya tanpa berhenti
10. tanda sin
( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ )
menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dgn kata lain, si pembaca
haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan
11. tanda
Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) mempunyai maksud sama seperti waqaf saktah (ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas
12. tanda Laa
( ﻻ ) mempunyai maksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kadang
pada akhir maupun pertengahan ayat. Apabila tanda laa ( ﻻ ) muncul di pertengahan ayat, maka tidak di benarkan utk berhenti dan
jika berada di akhir ayat, si pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak
13. tanda kaf
( ﻙ ) merupakan singkatan dari “Kadzaalik” yg mempunyai arti “serupa”.
Dgn kata lain, arti dari waqaf ini serupa dgn waqaf yg sebelumnya muncul.
14. tanda bertitik
tiga ( … …) yg disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq (Terikat).
Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya
adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada
tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Nah itulah sedikit hukum bacaan tajwid yang bisa saya sampaikan semoga anda
dapat memahaminya, apabila kurang faham sebaiknya carilah kyai atau ustad yang
dapat mengajarkan kepada anda lebih detailnya lagi tentang hukum bacaan tajwid.
Berikut video membaca alquran yang baik dan benar.
MATERI ILMU TAJWID
khos untuk TPQ
TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL
Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.
م ( وقف لا زم ) : harus berhenti
( معا نقه ) : berhenti di salah satu titik
ط ( وقف مطلق ) : sebaiknya berhenti
قلى ( الوقف اولى ) : sebaiknya berhenti
قف ( الوقف ) : sebaiknya berhenti
ج ( وقف جا ئز ) : boleh berhenti, juga boleh terus
Washol artinya: sebaiknya terus.
لا ( الوقف ممنوع ) : sebaiknya terus
صلى ( الوصل اولى ) : sebaiknya terus
ز ( مجوز الوقف ) : sebaiknya terus
ص ( مر خص الوقف ) : sebaiknya terus
ق ( قيل هو وقف ) : sebaiknya terus
GHUNNAH
Ghunnah artinya mendengung. Hal ini berarti bahwa setiap ada huruf Nun atau
Mim yang bertasydid maka hukum bacaannya dinamakan Ghunnah.
Contoh:
اِ نَّ ثُمَّ اِ نَّمَا فَلَمَّا
HUKUM NUN SUKUN/TANWIN
Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:
Contoh:
اِ نَّ ثُمَّ اِ نَّمَا فَلَمَّا
HUKUM NUN SUKUN/TANWIN
Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:
1.
Idghom Bighunnah
Idghom : memasukkan
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf, antara lain:ي ن م و atau biasa di singkat dengan bunyi يَنْمُوْ
Contoh:
مَنْ يَقُوْ لُ ( نْ- ي ) فَلَنْ نَِّزيْدَ كُمْ ( نْ- ن )
فَتْحًا مُبِيْنًا ( _ً – م) مِنْ وَّرَائِهِمْ ( نْ- و )
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf, antara lain:ي ن م و atau biasa di singkat dengan bunyi يَنْمُوْ
Contoh:
مَنْ يَقُوْ لُ ( نْ- ي ) فَلَنْ نَِّزيْدَ كُمْ ( نْ- ن )
فَتْحًا مُبِيْنًا ( _ً – م) مِنْ وَّرَائِهِمْ ( نْ- و )
1.
Idghom Bilaghunnah
Idghom : memasukkan
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf, antara lain: ل dan ر
Contoh:
مِنْ لَدُ نْكَ ( نْ- ل ) غَفُوْرٌرَحِيْمٌ ( _ٌ – ر)
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf, antara lain: ل dan ر
Contoh:
مِنْ لَدُ نْكَ ( نْ- ل ) غَفُوْرٌرَحِيْمٌ ( _ٌ – ر)
1.
Idzhar
Idzhar berarti: jelas atau terang
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6 huruf, antara lain: ﻫ أ ح خ ع غ
Contoh:
كُفُوًا اَحَدٌ ( _ً – ا) مِنْ حَيْثُ ( نْ – ح ) مَنْ خَفَّتْ ( نْ – خ )
خُلُقٍ عَظِيْمٍ ( ٍ – ع ) قَوْ مًا غَيْرَ كُمْ ( _ً -غ) لَكُمُ اْلاَ نْهَا َر ( نْ – ﻫ )
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6 huruf, antara lain: ﻫ أ ح خ ع غ
Contoh:
كُفُوًا اَحَدٌ ( _ً – ا) مِنْ حَيْثُ ( نْ – ح ) مَنْ خَفَّتْ ( نْ – خ )
خُلُقٍ عَظِيْمٍ ( ٍ – ع ) قَوْ مًا غَيْرَ كُمْ ( _ً -غ) لَكُمُ اْلاَ نْهَا َر ( نْ – ﻫ )
1.
Iqlab
Iqlab berarti:
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ب
Contoh:
مَنْ بَخِلَ ( نْ – ب ) عَوَا نٌ بَيْنَ ( _ٌ – ب)
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ب
Contoh:
مَنْ بَخِلَ ( نْ – ب ) عَوَا نٌ بَيْنَ ( _ٌ – ب)
1.
Ikhfa’
Ikhfa’ berarti: samar-samar
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 15 huruf, antara lain:
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Contoh:
مِنْ تَحْتِهَا ( نْ – ت ) مَاءً ثَجَا جًا ( _ً – ث) اَنْجَيْنَا كُمْ ( نْ – ج )
قِنْوَانٌ دَانِيَةٍ ( _ٌ – د) مَنْ ذَالَّذِ يْ ( نْ – ذ) يَوْمَئِذٍ زُرْقًا ( ٍ – ز )
اِنَّ اْلاِ نْسَا نَ ( نْ – س ) عَذَا بٌ شَدِ يْدٌ ( _ٌ – ش) قَوْ مًا صَا لِحِيْنَ ( _ً – ص)
مُسْفِرَ ةٌ ضَا حِكَةٌ ( _ٌ – ض) وَمَا يَنْطِقُ ( نْ – ط) عَنْ ظُهُوْرِهِمْ ( نْ – ظ)
عُمْيٌ فَهُمْ ( _ٌ – ف) رِزْقًا قَا لُوْا ( _ً – ق) مَنْ كَا نَ يَرْجُوْا ( نْ – ك)
HUKUM MIM SUKUN
Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 15 huruf, antara lain:
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Contoh:
مِنْ تَحْتِهَا ( نْ – ت ) مَاءً ثَجَا جًا ( _ً – ث) اَنْجَيْنَا كُمْ ( نْ – ج )
قِنْوَانٌ دَانِيَةٍ ( _ٌ – د) مَنْ ذَالَّذِ يْ ( نْ – ذ) يَوْمَئِذٍ زُرْقًا ( ٍ – ز )
اِنَّ اْلاِ نْسَا نَ ( نْ – س ) عَذَا بٌ شَدِ يْدٌ ( _ٌ – ش) قَوْ مًا صَا لِحِيْنَ ( _ً – ص)
مُسْفِرَ ةٌ ضَا حِكَةٌ ( _ٌ – ض) وَمَا يَنْطِقُ ( نْ – ط) عَنْ ظُهُوْرِهِمْ ( نْ – ظ)
عُمْيٌ فَهُمْ ( _ٌ – ف) رِزْقًا قَا لُوْا ( _ً – ق) مَنْ كَا نَ يَرْجُوْا ( نْ – ك)
HUKUM MIM SUKUN
Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
1.
Idghom Mitsli (Idghom Mimi)
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim
Contoh:
كُنْتُمْ مُسْلِمِيْنَ ( مْ – م )
Contoh:
كُنْتُمْ مُسْلِمِيْنَ ( مْ – م )
1.
Ikhfa’ Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba’
Contoh:
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ ( مْ – ب )
Contoh:
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ ( مْ – ب )
1.
Idzhar Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
selain Mim dan Ba’
Contoh:
هُمْ نَا ئِمُوْنَ ( مْ – ن ) اَمْ لَمْ تُنْدِ رْ هُمْ ( مْ – ت )
الخ ……..
HUKUM IDGHOM
Hukum Idghom dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
Contoh:
هُمْ نَا ئِمُوْنَ ( مْ – ن ) اَمْ لَمْ تُنْدِ رْ هُمْ ( مْ – ت )
الخ ……..
HUKUM IDGHOM
Hukum Idghom dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
1.
Idghom Mutamatsilain
Artinya: jika ada huruf yang sama,
yang pertama sukun dan yang kedua hidup.
Contoh:
اِضْرِ بْ بِعَصَا كَ ( بْ – بِ )
Contoh:
اِضْرِ بْ بِعَصَا كَ ( بْ – بِ )
1.
Idghom Mutajanisain
Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA, THA sukun bertemu
TA, TA sukun bertemu DAL, DAL sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL
sukun bertemu ZHA.
Contoh:
(تْ- ط ) قَالَتْ طَا ئِفَة ٌ ( طْ- ت ) لَئِنْ بَسَطْتَ ( تْ- د ) اَثْقَلَتْ دَ عَوَا
( دْ- ت ) قَدْ تَبَيَّنَ ( لْ- ر ) قُلْ رَبِّ ( ذْ- ظ ) اِذْ ظَلَمُوْا
Contoh:
(تْ- ط ) قَالَتْ طَا ئِفَة ٌ ( طْ- ت ) لَئِنْ بَسَطْتَ ( تْ- د ) اَثْقَلَتْ دَ عَوَا
( دْ- ت ) قَدْ تَبَيَّنَ ( لْ- ر ) قُلْ رَبِّ ( ذْ- ظ ) اِذْ ظَلَمُوْا
1.
Idghom Mutaqorribain
Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL, QAF sukun
bertemu KAF, BA sukun bertemu MIM.
Contoh:
( ثْ- ذ ) يَلْهَثْ ذ لِكَ ( قْ- ك ) اَلَمْ نَخْلُقْكُمْ ( بْ- م ) يبُنَيَّ ارْ كَبْ مَعَنَا
QALQALAH
Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain:
ق ط ب ج د biasa disingkat dengan bunyi قَطْبُ جَدٍّ
Contoh:
ق- يَقْرَ أُ ط- يَطْهَرُ ب- يَبْخَلُ ج- يَجْعَلُ د- يَدْ خُلُ
Qalqalah dibagi dua:
Contoh:
( ثْ- ذ ) يَلْهَثْ ذ لِكَ ( قْ- ك ) اَلَمْ نَخْلُقْكُمْ ( بْ- م ) يبُنَيَّ ارْ كَبْ مَعَنَا
QALQALAH
Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain:
ق ط ب ج د biasa disingkat dengan bunyi قَطْبُ جَدٍّ
Contoh:
ق- يَقْرَ أُ ط- يَطْهَرُ ب- يَبْخَلُ ج- يَجْعَلُ د- يَدْ خُلُ
Qalqalah dibagi dua:
1.
Qalqalah Sughra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya asli, sebagaimana contoh diatas.
1.
Qalqalah Kubra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf.
Contoh:
خَلَقَ dibaca خَلَقْ اَحَدٌ dibaca اَحَدْ
LAFADZ ALLAH
Hukum lafadz Allah dibagi dua, yaitu:
Contoh:
خَلَقَ dibaca خَلَقْ اَحَدٌ dibaca اَحَدْ
LAFADZ ALLAH
Hukum lafadz Allah dibagi dua, yaitu:
1.
Dibaca tafkhim, jika lafadz Allah didahului
harakat fathah atau dhummah.
Contoh:
وَاللهُ نَصْرُ اللهِ
وَاللهُ نَصْرُ اللهِ
1.
Dibaca tarqiq, jika lafadz Allah didahului
harakat kasroh.
Contoh:
بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمنِ ا لرَّ حِيْمِ
HURUF SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH
Huruf Syamsiyah dan huruf Qamariyah jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 14 huruf.
بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمنِ ا لرَّ حِيْمِ
HURUF SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH
Huruf Syamsiyah dan huruf Qamariyah jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 14 huruf.
1.
Huruf Syamsiyah: jika ada ال bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 14, antara lain:
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Contoh:
وَالتِّيْنِ اَلدُّ نْيَا وَالشَّمْسِ النِّعْمَةِ
الخ……
Contoh:
وَالتِّيْنِ اَلدُّ نْيَا وَالشَّمْسِ النِّعْمَةِ
الخ……
1.
Huruf Qamariyah: jika ada ال bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 14, antara lain:
ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ﻫ ء ي
Contoh:
اَلْجُمُعَةُ اَلْخَيْرُ اَلْفِيْلُ اَلْكَبِيْرُ
الخ……
IDZHAR WAJIB
Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat. Cara membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-Qur’an bacaan Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:
اَلدُّ نْيَا بُنْيَانٌ صِنْوَانٌ قِنْوَانٌ
HUKUM RA’
Hukum Ro’ ada dua:
Contoh:
اَلْجُمُعَةُ اَلْخَيْرُ اَلْفِيْلُ اَلْكَبِيْرُ
الخ……
IDZHAR WAJIB
Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat. Cara membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-Qur’an bacaan Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:
اَلدُّ نْيَا بُنْيَانٌ صِنْوَانٌ قِنْوَانٌ
HUKUM RA’
Hukum Ro’ ada dua:
1.
Ro’ yang dibaca Tafkhim
Ciri-ciri:
1.
Ro’ fathah, Ro’ fathah tanwin.
2.
Ro’ dhummah, Ro’ dhummah tanwin.
3.
Ro’ sukun didahului fathah atau dhummah.
4.
Ro’ sukun didahului kasrah ada hamzah washal.
5.
Ro’ sukun didahului kasrah bertemu huruf isti’la’.
Contoh:
a) رَ- رًا رَبَّنَا خَيْرًا
b) رُ- رٌ رُوَيْدًا كَبِيْرٌ
c) _َ _ُ _ْ اَرْ سَلَ قُرْ ا نٌ
d) _ِ ا رْ اَ مِرْ تَا بُوْا اِ رْ جِعُوْ ا
e) _ِ رْ – خ ص ض ط ظ غ ق مِرْ صَا دٌ قِرْ طَا سٌ
a) رَ- رًا رَبَّنَا خَيْرًا
b) رُ- رٌ رُوَيْدًا كَبِيْرٌ
c) _َ _ُ _ْ اَرْ سَلَ قُرْ ا نٌ
d) _ِ ا رْ اَ مِرْ تَا بُوْا اِ رْ جِعُوْ ا
e) _ِ رْ – خ ص ض ط ظ غ ق مِرْ صَا دٌ قِرْ طَا سٌ
1.
Ro’ yang dibaca Tarqiq
Ciri-ciri:
a) Ro’ kasrah, Ro’ kasrah tanwin.
b) Ro’ sukun didahului kasrah.
c) Ro’ hidup didahului Ya’ dibaca waqaf.
Contoh:
a) رِ- رٍ رِجْسٌ خُسْرٍ
b) _ِ رْ فِرْ عَوْ نَ فَكَبِّرْ
c) _َِ ي ُِ ر ٌٍ خَيْرٌ بَصِيْرٍ
HUKUM MAD
Hukum Mad dibagi dua:
a) Ro’ kasrah, Ro’ kasrah tanwin.
b) Ro’ sukun didahului kasrah.
c) Ro’ hidup didahului Ya’ dibaca waqaf.
Contoh:
a) رِ- رٍ رِجْسٌ خُسْرٍ
b) _ِ رْ فِرْ عَوْ نَ فَكَبِّرْ
c) _َِ ي ُِ ر ٌٍ خَيْرٌ بَصِيْرٍ
HUKUM MAD
Hukum Mad dibagi dua:
1.
Mad Thabii
Yang dinamakan dengan mad Thabi’i, adalah: jika fathah diikuti ALIF, kasrah
diikuti YA, dhummah diikuti WAWU. Panjang bacaannya: satu alif (dua harakat)
Contoh:
دَا – دِيْ – دُوْ نُوْ حِيْهَا
Contoh:
دَا – دِيْ – دُوْ نُوْ حِيْهَا
1.
Mad Far’i
Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:
1.
Mad wajib muttashil
ialah: Mad Thabii bertemu hamzah dalam satu kalimat. panjang bacaannya: 2,5
alif (5 harakat).
Contoh:
جَاءَ لِقَاءَ نَا نِدَاءً
Contoh:
جَاءَ لِقَاءَ نَا نِدَاءً
1.
Mad jaiz munfashil
ialah: Mad Thabii bertemu hamzah (bentuknya huruf alif) di lain
kalimat. Panjang bacaannya: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
Contoh:
اِنَّا اَعْطَيْنَا اِنَّا
اَ نْزَلْنَا
1.
Mad ‘aridh lissukun
ialah: Mad Thabii bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang
bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
Contoh:
اَبُوْكَ = اَبُوْكْ عِقَا
بِ = عِقَا بْ
1.
Mad ‘iwadh
ialah: jika ada fathah tanwin yang dibaca waqaf, selain TA’
marbuthah. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
Contoh:
عَلِيْمًا = عَلِيْمَا
1.
Mad shilah
ialah: setiap dhomir HU dan HI apabila didahului huruf hidup. Mad shilah
dibagi dua, yaitu: Mad shilah qashirah dan Mad shilah thawilah. Yang dinamakan
Mad shilah thawilah, adalah Mad shilah qashirah bertemu huruf hamzah (bentuknya
alif).
Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
لَه‘- بِه
Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
اَنَّ مَا لَه اَخْلَدَه
Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
لَه‘- بِه
Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
اَنَّ مَا لَه اَخْلَدَه
1.
Mad badal
ialah: setiap Aa, Ii, Uu yang dibaca panjang. Panjang
bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
Contoh:
امَنُوْا
اِيْتُوْ
نِيْ
اُوْ تِيَ
1.
Mad tamkin
ialah: YA kasrah bertasydid bertemu YA sukun. Panjang bacaannya: 1 alif
(2 harakat).
Contoh:
Contoh:
اُمِّيِّيْنَ
حُيِّيْتُمْ
نَبِيِّنَ
1.
Mad lin
ialah: fathah diikuti WAWU atau YA sukun bertemu huruf hidup dibaca
waqaf. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
Contoh:
خَوْ فٌ =
خَوْفْ
اِلَيْهِ = اِلَيْهْ
1.
Mad lazim mutsaqqal kalimi
ialah: Mad Thabii bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
Contoh:
وَ لاَ الضَا لِّيْنَ
1.
Mad lazim mukhaffaf kalimi
ialah: Mad badal bertemu sukun. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
Contoh:
ا لاْنَ
1.
Mad lazim musyabba’ harfi
ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 3 alif (6 harakat).
Jumlah hurufnya ada 8, yaitu:
ن ق ص ع س ل ك م
Contoh:
ن ق
ص ا لمّ ا لمّص
1.
Mad lazim mukhaffaf harfi
ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 1 alif (2 harakat).
Jumlah hurufnya ada 5, yaitu:
ح ي ط ﻫ ر
Contoh:
طه
يس
عسق
كهيعص ا لمّر
1.
Mad farq
ialah: Mad badal bertemu tasydid.
Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
قُلْ اْلا للهُ
Contoh:
قُلْ اْلا للهُ
No comments:
Post a Comment