Topik : Kesehatan
Judul 1 : Pengendalian Mikroorganisme Serta Cara Pemeliharaannya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Daftar Isi
Halaman
BAB I Pendahuluan
A. Rumusan Masalah
B. Landasan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian mikroorganisme
B. Ciri-ciri dan jenis mikroorganisme
C. Pengendalian mikroorganisme
D. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I Pendahuluan
Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri dan jenis dari mikroorganisme ?
2. Metode fisika apa saja yang dapat dilakukan dalam pengendalian mikroorganisme ?
3. Bagaimana cara pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari ?
Landasan Masalah
1. Apa yang dimaksud mikroorganisme
2. Pengertian metode pengendalian mikroorganisme
3. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusanmasalah diatas, paper ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Pengertian mikroorganisme
2. Ciri-ciri mikroorganisme
3. Jenis miroorganisme
4. Pengendalian mikroorganisme
5. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
BAB II Pembahasan
E. Pengertian mikroorganisme
Ekologi mikrobia mempelajari mikrobia dalam lingkungan alamnya. Mikrobia merupakan bagian penting dari suatu ekosistem karena jumlahnya yang sangat melimpah di dalam tanah, atmosfer dan air, dan berperan penting dalam siklus biogeokimiawi. Mikrobia ukurannya sangat kecil, sehingga sulit diamati dengan mata telanjang tanpa bantuan alat perbesaran (mikroskop).
Dalam Al-Qur’an mikrobia disebut sebagai materi zarrah. Zarrah adalah benda kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Atom saja masih dipecah menjadi neutron, proton dan elektron. Sedangkan zarrah sudah paling kecil sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Hal ini disebutkan dalam QS. Yunus ayat 21.
•• • • •
Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)". Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran kecil. Walaupun mikroorganisme tersebut kecil tapi mikroorganisme memiliki kebutuhan dan pertumbuhan hidupnya.
Berbagai kondisi dapat mempengaruhi pengendalian pertumbuhan Mikroorganisme seperti temperatur, jenis Mikroorganisme, struktur fiisologis dan lingkungan. Seperti makhluk hidup lainya, pertumbuhan Mikroorganisme tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu dapat berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun faktor biologi. Faktor temperatur merupakan faktor lingkungan terpenting yang
mempengaruhi pertumbuhan kehidupan Mikroorganisme.
Pengendalian Mikroorganisme dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi dan mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.
Dalam Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme) diakses pada 20 September 2017 menjelaskan bahwa pengertian mikroorganisme adalah sebagai berikut :
Mikroorganisme atau Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.
Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis
Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
Setiap mikroorganisme mempunyai respons yang berbeda terhadap faktor lingkungan. Suhu, tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu minus 50C sampai 800C, tetapi bagaimanapun juga setiap species mempunyai rentang suhu yang pendek yang ditentukan oleh sensitifitas sistem enzimnya terhadap panas.
Psikrofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 0 oC sampai 20 oC. Suhu optimumnya sekitar 15 oC. Karakteristik istimewa dari semua bakteri psikrofil adalah akan tumbuh pada suhu 0 – 5oC. Mesofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 20 oC sampai 45 oC. karakteristik istimewa dari semua bakteri mesofil adalah kemampuannya untuk tumbuh pada suhu tubuh (37 oC) dan tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 45 oC.
Derajat keasaman (pH), pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah pentingnya dari pengaruh temperatur. Ada pH minimum, pH optimum, dan pH maksimum. Rentang pH bagi pertumbuhan bakteri antara 4 – 9 dengan pH optimum 6,5 – 7,5. Jamur lebih menyukai pH asam, rentang pH pertumbuhan jamur dari 1 – 9 dan pH optimumnya 4 – 6. Selama pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau turun, bergantung kepada komposisi medium yang diuraikan. Bila ingin pH konstan selama pertumbuhan harus diberikan larutan penyangga atau buffer yang sesuai dengan media dan jenis mikroorganisme.
Kebutuhan oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme karena ada juga kelompok yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan. Mikroorganisme terbagi atas empat kelompok berdasarkan kebutuhan akan organisme, yaitu mikroorganisme aerob yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi.
Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang tidak memerlukan O2 karena oksigen akan membentuk H2O2 yang bersifat toksik dan meyebabkan kematian. Mikroorganisme anaerob tidak memiliki enzim katalase yang dapat menguraikan H2O2 menjadi air dan oksigen. Mikroorganisme fakultatif anaerob adalah mikroorganisme yang tetap tumbuh dalam lingkungan kelompok fakultatif anaerob. Mikroorganisme mikroaerofilik adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas karena jumlah oksigen yang berlebih akan menghambat kerja enzim oksidatif dan menimbulkan kematian.
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghindari berkembangnya mikroorgaisme dalam lingkungan kerja, seorang karyawan harus tahu bagaimana sebuah mikroorganisme itu hidup, tumbuh, dan berkembang menjadi banyak dan bagaimana mikroorganisme ini bertransformasi.
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian. Hal itu Nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai pada kematian. Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya
F. Ciri-ciri dan jenis mikroorganisme
Mikroorganisme adalah hakluk hidup kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Terlihat jelas bila menggunakan mikroskop. Yang termasuk mikroorganisme:
1.Virus
2. Bakteri
3. Sebagian jamur
4. Sebagian ganggang
5. Protozoa
1. Virus
Ciri-ciri: Dapat berkembang biak syaratnya harus pada sel yang hidup, untuk kepentingan replikasi DNA , dibuat rekombinan DNA baru. Bentuk peralihan antara benda mati dan benda hidup, masih dapat dikristalkan. Bagian luar terdiri dari kulit protein, sedangkan inti terdiri dari DNA atau RNA saja. Penyerang tumbuhan mempunyai RNA saja, sedangkan hewan hanya DNA saja.
Bentuk Virus
a. batang pendek
b. batang panjang
c. bulat
d. bentuk polyhedral.
Penyakit yang disebabkan virus:
a. influenza
b. rabies
c. trachoma
d. polio
e. cacar
f. campak
g. gondong
h. ayan pada ayam
2. Bakteri
Penggolongan bakteri berdasarkan sumber energi yang diperoleh:
2.1. Autotrof : Penggolongan bakteri yang mampu mengubah zat an organikmenjadi zat organik
2.2. Heterotrof : Penggolongan bakteri yang masih memerlukan zat organik
Bentuk bakteri ada 4 macam :bola, batang, bentuk koma, spiral.
2.3. Macam-macam bakteri yang dikenal :
Antrax, tetanus, radang paru-paru, lepra/kusta, TBC, penyakit kelamin, pes/sampar,tipus, disentri,sipilis,kolera, kaker pada jeruk.
Organisme prokariota (tidak memiliki membran inti sel) dan uniseluler (bersel satu)
Pada umumnya bakteri berukuran sekitar 0,5 um. dan ada juga yang dapat berukuran lebih yaitu sekitar 10-100 um. Contoh bakteri berukuran besar adalah Epulopiscium fishelsoni (kurang lebih 0,5 mm), dan Thiomargarita (kurang lebih 0.75 mm), sedangkan bakteri yang berukuran kecil adalah Mycoplasma (kurang lebih 0.12 um).
Bentuk-bentuk sel bervariasi seperti basil (batang), kokus (bola), spirilum (spiral), kokobasil (bulat dan batang), dan Vibrio (tanda baca koma)
Pada dinding sel bakteri tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan. Peptodoglikan terdiri dari polimer besar yang tersusun atas N-asetil glukosamin dan N-asetil muramat yang saling berikatan kovalen.
Sel bakteri memiliki kemampuan dengan dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel dalam membentuk kapsul yang berfungsi sebagai perlindungan. Bakteri hidup dengan bebas atau parasit membran sitoplasma terdiri atas 8-10% fospolipid dan protein.
Dalam kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri akan membentuk endospora dengan fungsi perlindungan bakteri terhadap panas dan ganguan alam.
Bakteri ada yang bergerak dengan flagela dan ada juga yang bergerak dengan berguling (tanpa flagela).
Dalam dinding sel bakteri tidak mengandung peptidoglikan yang hidup pada lingkungan buruk (ektrim) seperti air panas, kawah, gambut. Sedangkan bakteri yang mengandung peptidoglikan adalah bakteri yang hidupnya kosmolipit.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
3. Jamur atau fungi
Jamur (fungi) adalah kingdom pada domain Eukarya. Kingdom jamur mungkin berisi lebih dari satu juta spesies, tetapi kurang dari 100.000 yang telah diidentifikasi. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah, jamur termasuk cendawan dan ragi di samping musroom.
Kebanyakan jamur adalah organisme multiseluler, tetapi beberapa ada sebagai sel tunggal. Jamur bersel tunggal yang dikenal sebagai ragi. Jamur menghabiskan sebagian besar siklus hidup mereka dalam keadaan haploid. Mereka membentuk sel-sel diploid hanya selama reproduksi seksual. Seperti sel-sel protista dan tanaman, sel-sel jamur memiliki dinding sel. Tapi jamur adalah unik karena memiliki dinding sel terbuat dari kitin bukan selulosa. Kitin adalah karbohidrat yang kuat yang juga membentuk eksoskeleton (kerangka luar) dari serangga dan organisme terkait lainnya. Ciri-ciri jamur secara umum antara lain sebagai berikut:
a. Bersifat eukariotik yang memiliki dinding sel.
b. Tidak mempunyai klorofil, sehingga cara hidupnya bersifat heterotrof (saprofit maupun parasit).
c . Dinding selnya tersusun atas zat kitin.
d. Tubuh jamur umumnya multiseluler, namun ada yang uniseluler
e. Tubuhnya berbentuk benang hifa, ada juga yang membentuk anyaman benang yang disebut miselium
f. Jamur banyak dijumpai di tempat lembap, agak asam, pada bahan makanan, pada bahan organik, serta hidup sebagai saprofit dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Organisme yang memiliki ciri-ciri yang baru saja dijelaskan dapat ditemukan dalam dua dari tujuh kingdom- mereka membuat seluruh kingdom Eumycota atau jamur sejati, dengan dinding sel (dinding hifa) yang dibuat sebagian besar dari kitin (seperti eksoskeleton serangga); dan bagian dari kingdom Chromista, dengan dinding sel terbuat dari selulosa (seperti tanaman), dan yang juga mencakup ganggang coklat – dan kelps (semua Chromista ini, meskipun mereka mungkin terlihat sangat berbeda, memiliki sel renang yang sama dengan dua flagela di satu tahap dalam hidup mereka).
Dekomposisi organisme mati kembali nutrisi ke tanah, dan lingkungan. ciri-ciri: belum ada akar, batang, daun . Sel ada yang tunggal dan ada yang banyak sel, tidak mempunyai klorofil, deretan selnya membentuk benag hifa, jaringan hifa disebut miselium, tempat spora disebut tubuh buah.
4. Ganggang
Ganggang (Alga) merupakan protista mirip tumbuhan. Ganggang menimbulkan air sawah, air kolam, air danaum, atau akuarium tampak berwarna hijau. Namun, masyarakat menyangka bahwa ganggang adalah lumut. Padahal ganggang berbeda dengan lumut. Lumut tidak terendam di air, sedangkan ganggang hidup dalam air. Jika di pegang, lumut akan terasa seperti beludru dan lebih kering, sedangkan ganggang akan terasa basah, licin atau berlendir. Di laut, ganggang mudah ditemukan, dan biasanya terdampar di pantai, berbentuk menyerupai tumbuhan yang berwarna-warni (hijau, kuning, merah atau cokelat). Biasanya orang awam menyebutnya dengan rumput laut.
Ciri-Ciri Ganggang (Alga)
Ganggang (alga) memiliki karakteristik/ciri-ciri umum antara lain sebagai berikut:
Organisme eukariotik
• Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
• Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya,
• Mempunyai pirenoid
• Menyimpan cadangan makanan
• Bersifat uniseluler/multiseluler
• Memiliki dinding sel/tidak
• Soliter/berkoloni
• Bergerak/tidak bergerak
• Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah diri/fragmentasi/spora vegetatif, dan seksual yaitu konjugasi/singami/anisogami.
5. Protozoa
Protozoa merupakan organisme yang menyerupai hewan yang merupakan salah satu dari filum dari kingdom protista. Ciri-Ciri Protozoa (Protista Mirip Hewan) adalah sebagai berikut
• Organisme uniseluler (bersel satu )
• Bersifat eukariotik (memiliki inti sel yang terbungkus oleh membran)
• Tidak memiliki dinding sel
• Heterotrof (umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri)
• Hidup dengan sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni)
• Hidup bebas secara parasit, bebas, dan sporofit
• Memiliki alat gerak yang berupa silia, flagela dan pseudopodia
• Memiliki ukuran tubuh sekitar 100-300 mikron
Klasifikasi Protozoa (Protista Mirip Hewan) - Protozoa diklasifikasi berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum Protozoa. Macam-Macam Klasifikasi Protozoa adalah sebagai berikut
• Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah Paramecium sp
• Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu). Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
• Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh protozoa jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
• Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela (bulu cambuk). Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.
Reproduksi Protozoa (Protista Mirip Hewan) - Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual (tak kawin) dan secara seksual (kawin). Berikut penjelasan reproduksi secara aseksual dan seksual antara lain sebagai berikut
• Reproduksi Secara Aseksual : secara aseksual pada umumnya dengan melakukan pembelahan biner. Dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dan seterusnya. Pembelahan biner diawali pada pembelahan inti atau kariokinesis, dan kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
• Reproduksi Secara Seksual : secara seksual adalah dengan cara penyatuan gamet yang berbeda jenis sehingga dapat menghasilkan zigot atau secara konjugasi (penyatuan inti vegetatif sel). Namun, ada juga Protozoa yang tidak melakukan reproduksi secara seksual, seperti Amoeba sp.
G. Pengendalian mikroorganisme
Kontrol terhadap pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membunuh mikroorganisme, atau menghambat pertumbuhannya. Kontrol terhadap pertumbuhan dapat dilakukan secara :
1. Fisik
Secara fisik, menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas lembab, efektif dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan otoklaf memerlukan suhu 1210C, tekanan 15 psi/1,5 kg/cm2, selama 15 menit. Sterilisasi fisik dapat juga dengan panas kering menggunakan oven1600C, 2 jam. Sterilisasi dengan oven untuk alat-alat gelas dan bahan yang tidak tembus air
2. Secara kimia
Penggunaan senyawa kimia untuk mengendalikan pertumbuha mikroorganisme , contoh : HgCl (0,1%), menyebabkan koagulasi protein
3. Secara mekanik
Bahan yang mudah rusak karena pemanasan, misalnya vitamin, enzim, serum, antibiotik. Contoh : filtrasi, menggunakan filter berupa membran dengan tebal tertentu, terbuat dari asbes, diatom, porselen, kaca berpori, selulosa. membran selulosa : diameter pori 0,01-10 μm Bahan/zat yang tidak dapat dipanaskan pada suhu lebih dari 1000C, dapat dilakukan pasteurisasi dan tindalisasi. Pasteurisasi memerlukan pemanasan 63-73 oC, digunakan untuk pengawetan air, susu, bir, anggur. Pasteurisasi dapat membunuh mikroorganisme pathogen (Mycobacterium, Salmonella, Coxiella) dan beberapa mikroorganisme normal.
Pengendalian mikroorganisme ditujukan untuk:
1. Pengendalian Mikroorganisme untuk Pencegahan Penyakit
Pengendalian hayati oleh mikroorganisme baik jamur ataupun bakteri dapat terjadi melalui satu atau beberapa mekanisme seperti: antibiosis, kompetisi, hiperparasit, induksiresistensi dan memacu pertumbuhan tanaman (Cook dan Baker, 1974., Van Loon,2000.,Kloeppet et al,1999.,Schippers et al, 1987).
Mekanisme antibiosis merupakan penghambatan patogen oleh senyawa metabolik yang dihasilkan oleh agensia hayati seperti: enzim, senyawa-senyawa volatile, zat pelisis dan senyawa antibiotik lainnya. Salah satu contoh adalah agensia hayati kelompok jamur. Jamur diketahui mampu menghasilkan bermacam senyawa beracun (toksis) untuk melawan organisma lainnya (Burge, 1988).
Dalam mengkolonisasi suatu substrat jamur mempunyai kemampuan untuk menghasilkan sejumlah produk ektraselular yang bersifat racun. Kemampuan jamur menghasilkan suatu antibiotik sangatlah penting dalam menentukan kemampuannya untuk mengkolonisasi dan mengatur keberadaannya dalam suatu substrat. Antibiotik dapat juga mengakibatkan terjadinya endolisis atau autolisis yaitu pecahnya sitoplasma suatu sel oleh enzim yang diikuti kematian yang mungkin disebabkan kekurangan hara, antibiotik ataupun kerusakan dinding sel.
Dengan demikian berhasil tidaknya suatu organisma pengendali hayati sebagai agensia hayati bergantung pada kemampuan antibiotik yang dihasilkannya menekan pertumbuhan dan perkembangan patogen tanaman (Baker dan Cook, 1982)
Kompetisi adalah suatu mekanisme penekanan aktivitas patogen oleh agensia hayati terhadap sumber-sumber terbatas seperti zat organik, zat anorganik, ruang dan faktor –faktor pertumbuhan lainnya. Salah satu contoh adalah persaingan akan ruang/tempat pada akar.
Contoh ektomikoriza merupakan agensia yang dapat digunakan sebagai agen pengendali hayati. Jamur tersebut mampu membungkus secara efektif seluruh akar dan menempati bagian rizosfer sehingga apabila ada mikroorganisme lain seperti misalnya Armilaria mellea atau Phytophthora spp, maka patogen tersebut tidak dapat lagi mengkolonisasi bagian tersebut.
2. Pengendalian mikroorganisme dalam Bahan Makanan
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan perlu dilakukan supaya bahan makan tersebut tidak cepat rusak atau busuk. Kerusakan bahan makanan oleh mikroorganisme terjadi karenamikroorganisme tersebut berkembangbiak dan bermetabolisme sedemikian rupa sehingga bahan makanan mengalami perubahan sedemikian rupa yang menyebabkan rusaknya bahan makanan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangbiakan mikroorganisme diantaranya
• Waktu generasi
• Faktor intrinsik
• Faktor ekstrinsik
• Faktor proses
• Faktro implicit
Beberapa istilah dalam mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.
2) Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3) Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan kimia.
Beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme :
1) Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi mikroorganisme pd suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah men-ciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi per-tumbuhan Mikroorganisme sekaligus membunuh sebagian besar populasi Mikroorganisme.
2) Desinfeksi
DesinfeksiAdalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap per-alatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membu-nuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.
3) Antiseptis
Antiseptis Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikro-organisme dengan cara menghancur-kan atau menghambat aktivitas Mikroorganisme.
4) Sterilisasi
Sterilisasi/suci hama Proses menghancurkan semua jenis kehidup-an mikroorganisme sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan peng-aplikasian udara panas. Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu Panas kering dan Panas lembab :
1) Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium. Suhu efektifnya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya adalah oven.
2) Panas lembab dengan uap jenuh berte-kanan. Sangat efektif untuk sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat dan kelem-baban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel Mikroorganisme yang menyebabkan sel hancur. Suhu efektifnya adalah 121oC pada tekanan 5 kg/cm2dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan : pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
5) Pengendalian Mikroorganisme dengan Suhu Panas lainnya
Pengendalian Mikroorganisme dengan Suhu Panas lainnya :
1) Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora Mikroorganisme tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
2) Pasteurisasi : Proses pembunuhan Mikroorganisme patogen dengan suhu terkendali berdasar-kan waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilaku-kan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit.
3) Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu 100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa virus masih dapat hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.
4) Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus) sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang sederhana seperti jarum ose.
5) Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran.
6) Pengendalian Mikroorganisme dengan Radiasi
Pengendalian Mikroorganisme dengan Radiasi, Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi.
1) Sinar UV : Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
2) Sinar Ionisasi : yang termasuk sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar dan biasanya hanya digunakan pada industri farmasi maupun industri kedokteran.
- Sinar X : Daya penetrasi baik namun perlu energi besar.
- Sinar alfa : Memiliki sifat bakterisidal tetapi tidak memiliki daya penetrasi.
- Sinar beta : Daya penetrasinya sedikit lebih besar daripada sinar X.
- Sinar gamma : Kekuatan radiasinya besar dan efektif untuk sterilisasi bahan makanan
7) Pengendalian Mikroorganisme dengan Filtrasi
Pengendalian Mikroorganisme dengan Filtrasi : Ada dua filter, yaitu filter udara dan filter bakteriologis.
1) Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow)
2) Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yg tidak tahan terhadap pemanasan, mis. larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll.
Teknik filtrasi prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.
8) Pengendalian Mikroorganisme dengan Bahan Kimia
Pengendalian Mikroorganisme dengan Bahan Kimia Agen kimia yang baik adalah yang memiliki kemam-puan membunuh Mikroorganisme secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak bahan atau alat yang di-disinfeksi. Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolong-kan menjadi :
1) Agen kimia yang merusak membran sel Mikroorganisme.
-. Golongan Surfactants (Surface Active Agents), yaitu golongan anionik, kationik dan nonionik.
-. Golongan fenol.
2) Agen kimia yg merusak enzim Mikroorganisme.
- Golongan logam berat seperti arsen, perak, merkuri dll
- Golongan oksidator spt gol. halogen, hidrogen peroksida dan formaldehid.
3) Agen kimia yang mendenaturasi protein.
Agen kimiawi yg menyebabkanterjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Efektivitas Agen kimia di dalam mengendalikan Mikroorganisme, yaitu :
- Konsentrasi agen kimia yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasinya maka efektivitasnya semakin meningkat.
- Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
- Sifat dan jenis Mikroorganisme. Mikroorganisme yang berkapsul dan berspora resisten dibandingkan yang tidak berkapsul dan berspora.
- Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan organik dapat menurunkan efektivitas agen kimia.
- pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring dengan perubahan pH.
H. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
Mikrobia dengan aktivitasnya mempengaruhi organisme lain termasuk tumbuhan tinggi dan hewan-hewan dalam suatu ekosistem. Mikrobia berperan penting sebagai organisme sintetik dan degradatif. Mikrobia sebagai organisme sintetik artinya sebagai produser bermacam senyawa kimia seperti hormon, nutrient dan antibiotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan begitu pula sebaliknya. Mikrobia sebagai organisme degradatif artinya mikrobia sebagai produser enzim yang mendegradasi bermacam senyawa organik dan anorganik yang terakumulasi di lingkungannya.
Di lingkungan tanah mikrobia tidak hanya berinteraksi diantaranya tetapi juga dengan tanaman dan hewan. Beberapa diantaranya bersifat patogen pada tanaman dan hewan yang lainnya melakukan simbiosis. Interaksi diantara mikrobia dapat saling menguntungkan atau bersifat antagonistik. Untuk mempelajari mikrobia udara di laboratorium dibedakan mikrobia yang bersifat patogen pada tanaman, hewan dan manusia sedang yang lain sebagai penyebab alergi.
Di lingkungan akuatik, mikrobia sebagai polutan, indikator polusi juga sebagai agemsia pengendali polusi. Adanya polusi mikrobia dia air minum sebagai penyebab epidermik lewat air seperti disentri, kolera dan hepatitis. Ekologi di lingkungan air laut masih belum diketahui karena kesukaran pada waktu pengambilan sampelnya.
Saat ini mikrobia banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. terutama untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Bahan pencemar dapat bermacam-macam mulai dari bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable). Dalam hal ini akan dibahas beberapa pemanfaatan mikroba dalam proses peruraian bahan pencemar dan peran lainnya untuk mengatasi bahan pencemar.
1. Sebagai Pencerna Limbah
Limbah organik di rumah tangga, industri, pasar pada umumnya dibuang ke sungai yang dapat mengakibatkan pencemaran. Mikroorganisme dapat mengolah limbah melalui penguraian secara aerob dan anaerob. Secara aerob pada beberapa mikroorganisme (bakteri, protista, dan jamur) yang menguraikan materi organik dari limbah menjadi mineral-mineral, gas-gas, dan air. Hal tersebut membutuhkan banyak oksigen.
Pemrosesan limbah ada dua materi, yaitu menggunakan lumpur aktif dan proses menggunakan saringan tetes. Sistem pengolahan dengan lumpur aktif merupakan pengolahan limbah cair yaitu bakteri aerobik dalam suatu bak limbah yang telah diberi aerasi, bertujuan untuk menurunkan bahan organik yang mengandung karbon atau nitrogen dalam limbah. Sedangkan sistem pengolahan dengan saringan tetes merupakan pengolahan limbah cair yang menggunakan biofilum yang merupakan lapisan mikroorganisme yang menutupi hamparan saringan atau filter pada dasar bak limbah. Hamparan tersebut berupa tumpukan arang, plastik, dan kerikil. Penguraian secara anaerob merupakan proses biologis gas bio (gas metan= CH4). Gas bio dapat berguna sebagai sumber energi alternatif yaitu pembakaran untuk mengahasilkan listrik. Tahukah Anda bahwa bakteri dapat mencerna limbah?
Bakteri tersebut dimasukkan dalam bak yang berisi limbah yang diberi lubang untuk masuknya udara (aerator), sehingga limbah akan terurai dan dapat dibuang ke lingkungan yang airnya sudah dipisahkan dari endapannya. Misalnya limbah logam berat yaitu Chromium, limbah tersebut dapat direduksi oleh bakteri Enterobacter cloaceae sehingga tidak akan membahayakan lagi bagi manusia.
2. Logam Berat
Limbah penambangan emas dan tembaga (tailing) yang banyak mengandung logam berat terutama air raksa (Hg), industri logam dan penyamakan kulit banyak menghasilkan limbah logam berat terutama cadmium (Cd), serta penggunaan pupuk (misalnya pupuk fosfat) yang mengandung logam berat seperti Hg, Pb, dan Cd, sekarang banyak menimbulkan masalah pencemaran logam berat. Logam berat dalam konsentrasi rendah dapat membahayakan kehidupan karena afinitasnya yang tinggi dengan sistem enzim dalam sel, sehingga menyebabkan inaktivasi enzim dan berbagai gangguan fisiologi sel.
Bakteria dapat menghasilkan senyawa pengkhelat logam yang berupa ligan berberat molekul rendah yang disebut siderofor. Siderofor dapat membentuk kompleks dengan logam-logam termasuk logam berat.
Umumnya pengkhelatan logam berat oleh bakteri adalah sebagai mekanisme bakteri untuk mempertahankan diri terhadap toksisitas logam. Bakteri yang tahan terhadap toksisitas logam berat mengalami perubahan sistem transport di membran selnya, sehingga terjadi penolakan atau pengurangan logam yang masuk ke dalam sitoplasma. Dengan demikian logam yang tidak dapat melewati membran sel akan terakumulasi dan diendapkan atau dijerap di permukaan sel.
Untuk mengambil logam berat yang sudah terakumulasi oleh bakteri, dapat dilakukan beberapa cara. Logam dari limbah cair dapat dipisahkan dengan memanen mikroba. Logam yang berada dalam tanah lebih sulit untuk dipisahkan, tetapi ada cara pengambilan logam menggunakan tanaman pengakumulasi logam berat.
Tanaman yang termasuk sawi-sawian (misal Brassica juncea) dapat digunakan bersama-sama dengan rhizobacteria pengakumulasi logam (misal Pseudomonas fluorescens) untuk mengambil logam berat yang mencemari tanah. Selanjutnya logam yang telah terserap tanaman dapat dipanen dan dibakar untuk memisahkan logam beratnya.
Bakteri Thiobacillus ferroxidans dan Thiobacillus oxidans termasuk khemolitotrof, yaitu bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat mengekstraksi berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.
3. Contoh Pemanfaatan Mikrobia
Mikrobia memiliki peranan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu dalam Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
Mikrobia dapat di manfaatkan dalam budidaya jamur tiram. Adapun alat dan bahan serta tata cara budidaya jamur tiram sebagai berikut.
Peralatan yang dibutuhkan untuk menyiapkan media tanam yaitu:
• Sekop dan cangkul untuk mencampur
• Drum perebus berikut tutup dan sarangan
• Kompor dengan bahan bakar
• Beberapa buah kantung plastik tahan panas
• Karet gelang untuk mengikat
• Potongan kertas koran
• Potongan pipa pralon
Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat media tanam sebagai berikut:
• Serbuk gergaji sebanyak 100kilogram
• Dedak halus atau bekatul sebanyak 10-15 kilogram
• CaCO3 (kalsium karbonat atau kapur) sebanyak 0.5 kilogram
• CaSO4 (gipsum)sebanyak 0.5 kilogram
• Pupuk TSP sebanyak 0.5 kilogram
• Bibit jamur sebanyak 25 kantung
• Air secukupnya
Proses pengomposan
Sebelum ditanami bibit jamur, media tanam perlu dikomposkan terlebih dahulu selama lima belas hari. Adapun caranya sebagai berikut:
1. Merendam serbuk gergaji dalkam air selama satu malam. Selanjutnya, meniriskan serbuk gergaji dan menambahkan kapur serta bekatul. Aduk semua bahan hingga merata.
2. Diamkan selama lima hari mengaduk kembali bahan-bahan sambil ditambahkan pupuk TSP. Biarkan selama lima hari Semua bahan kemudia di aduk kembali sambil ditambahkan gipsum.
3. Biarkan selama lima hari dan proses pengomposanpun selesai
Proses pembungkusan
Pembungkusan media tanam dilakukan dengan cara berikut:
1. Memasukkan media tanam yang telah dikomposkan ke dalam kantung plastik. Isi kantung plastik kurang lebih ¾ bagian, sedangkan yang ¼ bagian ditekuk ke dalam
2. Meletakkan kantung plastik yang telah diisi dengan posisi terbalik, yaitu bagian yang ditekuk ditempatkan dibawah.
Proses sterilisasi
Setelah dimasukkan ke kantung plastik, media tanam harus disterilisasi. Adapun caranya sebagai berikut:
• Menyiapkan peralatan sterilisasi, yaitu kompor dan drum perebus
• Meletakkan sarangan kira-kira 1/3 bagian bawah drum
• Mengisi drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagiannya
• Menyalakan kompor dan masukkaan media tanam kedalam drum
• Melakukan proses sterilisasi selama 6-8 jam
Teknik penanaman bibit
1. Penanaman bibit disebut juga inokulasi. Inokulasi sebaiknya dilakukan tidak melebihi 24 jam setelah proses sterilisasi.
2. Setelah proses sterilisasi selesai, polybag dikeluarkan dari drum dan dibiarkan sampai dingin
3. Selanjutnya, bibit dimasukkan di bagian atas polybag Memasukkan poyongan pipa pralon ke ujung polybag. Kemudian tutup dengan kertas koran dan ikat dengan karet gelang
Pemeliharaan dan inkubasi
1. Meletakkan polybag yang telah di inokulasi di rak. Sebaiknnya, rak ditempatkan dalam ruangan sehingga suhu dan kelembabannya stabil karena tidak terpengaruh udara luar. Suhu terbaik untuk pertumbuhan jamur antara 24-28oC, sedangkan kelembaban udara antara 80-90%.
2. Kemudian polybag dibiarkan selama 6-8 minggu hingga miselium (sekumpulan benang jamur yang membentuk sebagian tumbuhan jamur) tumbuh memenuhi kantung plastik. Setelah miselium tumbuh, polybag dibuka dengan melepas karet dan pralon. Selanjutnya, plastik disibak keluar sehingga permukaan media tanam jamur mendapat udara.
Pemanenan
Setelah polybag dibuka, jamur tiram akan tumbuh. Satu minggu kemudian sudah ada jamur yang siap dipanen. Setiap polybag dapat dipanen hingga 4-6 kali. Masa panen dapat berlangsung selama 2-3 bulan.
BAB III Kesimpulan
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis, industri, biokimia dan banyak lagi yang lainnya.
Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi menjadi beberapa cabang lagi, berdasarkan konsentrasi pokok bahasannya. Pembagian mikrobiologi ini didasarkan pada orientasinya.
Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang menguntungkan adalah peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, bioremediasi, produksi antibodi, dan lain-lain.
Ekologi mikrobia mempelajari mikrobia dalam lingkungan alamnya. Mikrobia merupakan bagian penting dari suatu ekosistem karena jumlahnya yang sangat melimpah di dalam tanah, atmosfer dan air, dan berperan penting dalam siklus biogeokimiawi.
Mikrobia adalah makhluk yang sangat kecil, dengan ukuran yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Mikrobia meliputi bakteri, jamur (fungi), alga, virus, dan protozoa.
Peranan mikrobia terhadap lingkungan yaitu mikrobia berperan penting sebagai organisme sintetik dan degradatif. Contoh pemanfaatan mikrobia dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk budidaya jamur, pembuatan tempe, pembuatan oncom, yogurt, keju, dll.
Pengendalian penyakit secara hayati tidak lain adalah mengurangi laju perkembangan penyakit melalui penurunan daya hidup patogen, menurunkan jumlah propagul yang diproduksi serta mengurangi penyebaran inokulum.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan antara lain:
Perlu perhatian yang lebih lagi untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan.
Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme diakses pada 20 September 2017
Beaker dan Cook. 1982 .Isolasi dan Seleksi Bakteri Kitinolitik Isolat Lokal yang Berpotensi untuk Mengendalikan Larva Nyamuk Aedes aegypti L. Jurnal ilmiah. No 1, volume 9. 5-8.
Burge, 1988. “Analisis Resiko Agen Hayati”. Jurnal. Litbang. Bogor
J. Pelczar, Jr. Michael.2005. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia: Jakarta.
Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),
(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).
Anonim b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thieman, William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology. New York: Benjamin Cummings.
Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana
Drs. Koes Irianto, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1, (Bandung: YRAMA WIDYA, 2006), hlm. 16
Theresia Tri Suharni, dkk, Mikrobiologi Umum, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2008), hlm. 1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Volume 5, (Jakarta: LenteraHati, 2009), hlm. 313
Judul 1 : Pengendalian Mikroorganisme Serta Cara Pemeliharaannya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Daftar Isi
Halaman
BAB I Pendahuluan
A. Rumusan Masalah
B. Landasan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian mikroorganisme
B. Ciri-ciri dan jenis mikroorganisme
C. Pengendalian mikroorganisme
D. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I Pendahuluan
Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri dan jenis dari mikroorganisme ?
2. Metode fisika apa saja yang dapat dilakukan dalam pengendalian mikroorganisme ?
3. Bagaimana cara pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari ?
Landasan Masalah
1. Apa yang dimaksud mikroorganisme
2. Pengertian metode pengendalian mikroorganisme
3. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusanmasalah diatas, paper ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Pengertian mikroorganisme
2. Ciri-ciri mikroorganisme
3. Jenis miroorganisme
4. Pengendalian mikroorganisme
5. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
BAB II Pembahasan
E. Pengertian mikroorganisme
Ekologi mikrobia mempelajari mikrobia dalam lingkungan alamnya. Mikrobia merupakan bagian penting dari suatu ekosistem karena jumlahnya yang sangat melimpah di dalam tanah, atmosfer dan air, dan berperan penting dalam siklus biogeokimiawi. Mikrobia ukurannya sangat kecil, sehingga sulit diamati dengan mata telanjang tanpa bantuan alat perbesaran (mikroskop).
Dalam Al-Qur’an mikrobia disebut sebagai materi zarrah. Zarrah adalah benda kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Atom saja masih dipecah menjadi neutron, proton dan elektron. Sedangkan zarrah sudah paling kecil sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Hal ini disebutkan dalam QS. Yunus ayat 21.
•• • • •
Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)". Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran kecil. Walaupun mikroorganisme tersebut kecil tapi mikroorganisme memiliki kebutuhan dan pertumbuhan hidupnya.
Berbagai kondisi dapat mempengaruhi pengendalian pertumbuhan Mikroorganisme seperti temperatur, jenis Mikroorganisme, struktur fiisologis dan lingkungan. Seperti makhluk hidup lainya, pertumbuhan Mikroorganisme tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu dapat berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun faktor biologi. Faktor temperatur merupakan faktor lingkungan terpenting yang
mempengaruhi pertumbuhan kehidupan Mikroorganisme.
Pengendalian Mikroorganisme dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi dan mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.
Dalam Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme) diakses pada 20 September 2017 menjelaskan bahwa pengertian mikroorganisme adalah sebagai berikut :
Mikroorganisme atau Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.
Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis
Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
Setiap mikroorganisme mempunyai respons yang berbeda terhadap faktor lingkungan. Suhu, tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu minus 50C sampai 800C, tetapi bagaimanapun juga setiap species mempunyai rentang suhu yang pendek yang ditentukan oleh sensitifitas sistem enzimnya terhadap panas.
Psikrofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 0 oC sampai 20 oC. Suhu optimumnya sekitar 15 oC. Karakteristik istimewa dari semua bakteri psikrofil adalah akan tumbuh pada suhu 0 – 5oC. Mesofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 20 oC sampai 45 oC. karakteristik istimewa dari semua bakteri mesofil adalah kemampuannya untuk tumbuh pada suhu tubuh (37 oC) dan tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 45 oC.
Derajat keasaman (pH), pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah pentingnya dari pengaruh temperatur. Ada pH minimum, pH optimum, dan pH maksimum. Rentang pH bagi pertumbuhan bakteri antara 4 – 9 dengan pH optimum 6,5 – 7,5. Jamur lebih menyukai pH asam, rentang pH pertumbuhan jamur dari 1 – 9 dan pH optimumnya 4 – 6. Selama pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau turun, bergantung kepada komposisi medium yang diuraikan. Bila ingin pH konstan selama pertumbuhan harus diberikan larutan penyangga atau buffer yang sesuai dengan media dan jenis mikroorganisme.
Kebutuhan oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme karena ada juga kelompok yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan. Mikroorganisme terbagi atas empat kelompok berdasarkan kebutuhan akan organisme, yaitu mikroorganisme aerob yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi.
Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang tidak memerlukan O2 karena oksigen akan membentuk H2O2 yang bersifat toksik dan meyebabkan kematian. Mikroorganisme anaerob tidak memiliki enzim katalase yang dapat menguraikan H2O2 menjadi air dan oksigen. Mikroorganisme fakultatif anaerob adalah mikroorganisme yang tetap tumbuh dalam lingkungan kelompok fakultatif anaerob. Mikroorganisme mikroaerofilik adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas karena jumlah oksigen yang berlebih akan menghambat kerja enzim oksidatif dan menimbulkan kematian.
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghindari berkembangnya mikroorgaisme dalam lingkungan kerja, seorang karyawan harus tahu bagaimana sebuah mikroorganisme itu hidup, tumbuh, dan berkembang menjadi banyak dan bagaimana mikroorganisme ini bertransformasi.
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian. Hal itu Nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai pada kematian. Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya
F. Ciri-ciri dan jenis mikroorganisme
Mikroorganisme adalah hakluk hidup kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Terlihat jelas bila menggunakan mikroskop. Yang termasuk mikroorganisme:
1.Virus
2. Bakteri
3. Sebagian jamur
4. Sebagian ganggang
5. Protozoa
1. Virus
Ciri-ciri: Dapat berkembang biak syaratnya harus pada sel yang hidup, untuk kepentingan replikasi DNA , dibuat rekombinan DNA baru. Bentuk peralihan antara benda mati dan benda hidup, masih dapat dikristalkan. Bagian luar terdiri dari kulit protein, sedangkan inti terdiri dari DNA atau RNA saja. Penyerang tumbuhan mempunyai RNA saja, sedangkan hewan hanya DNA saja.
Bentuk Virus
a. batang pendek
b. batang panjang
c. bulat
d. bentuk polyhedral.
Penyakit yang disebabkan virus:
a. influenza
b. rabies
c. trachoma
d. polio
e. cacar
f. campak
g. gondong
h. ayan pada ayam
2. Bakteri
Penggolongan bakteri berdasarkan sumber energi yang diperoleh:
2.1. Autotrof : Penggolongan bakteri yang mampu mengubah zat an organikmenjadi zat organik
2.2. Heterotrof : Penggolongan bakteri yang masih memerlukan zat organik
Bentuk bakteri ada 4 macam :bola, batang, bentuk koma, spiral.
2.3. Macam-macam bakteri yang dikenal :
Antrax, tetanus, radang paru-paru, lepra/kusta, TBC, penyakit kelamin, pes/sampar,tipus, disentri,sipilis,kolera, kaker pada jeruk.
Organisme prokariota (tidak memiliki membran inti sel) dan uniseluler (bersel satu)
Pada umumnya bakteri berukuran sekitar 0,5 um. dan ada juga yang dapat berukuran lebih yaitu sekitar 10-100 um. Contoh bakteri berukuran besar adalah Epulopiscium fishelsoni (kurang lebih 0,5 mm), dan Thiomargarita (kurang lebih 0.75 mm), sedangkan bakteri yang berukuran kecil adalah Mycoplasma (kurang lebih 0.12 um).
Bentuk-bentuk sel bervariasi seperti basil (batang), kokus (bola), spirilum (spiral), kokobasil (bulat dan batang), dan Vibrio (tanda baca koma)
Pada dinding sel bakteri tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan. Peptodoglikan terdiri dari polimer besar yang tersusun atas N-asetil glukosamin dan N-asetil muramat yang saling berikatan kovalen.
Sel bakteri memiliki kemampuan dengan dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel dalam membentuk kapsul yang berfungsi sebagai perlindungan. Bakteri hidup dengan bebas atau parasit membran sitoplasma terdiri atas 8-10% fospolipid dan protein.
Dalam kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri akan membentuk endospora dengan fungsi perlindungan bakteri terhadap panas dan ganguan alam.
Bakteri ada yang bergerak dengan flagela dan ada juga yang bergerak dengan berguling (tanpa flagela).
Dalam dinding sel bakteri tidak mengandung peptidoglikan yang hidup pada lingkungan buruk (ektrim) seperti air panas, kawah, gambut. Sedangkan bakteri yang mengandung peptidoglikan adalah bakteri yang hidupnya kosmolipit.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
3. Jamur atau fungi
Jamur (fungi) adalah kingdom pada domain Eukarya. Kingdom jamur mungkin berisi lebih dari satu juta spesies, tetapi kurang dari 100.000 yang telah diidentifikasi. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah, jamur termasuk cendawan dan ragi di samping musroom.
Kebanyakan jamur adalah organisme multiseluler, tetapi beberapa ada sebagai sel tunggal. Jamur bersel tunggal yang dikenal sebagai ragi. Jamur menghabiskan sebagian besar siklus hidup mereka dalam keadaan haploid. Mereka membentuk sel-sel diploid hanya selama reproduksi seksual. Seperti sel-sel protista dan tanaman, sel-sel jamur memiliki dinding sel. Tapi jamur adalah unik karena memiliki dinding sel terbuat dari kitin bukan selulosa. Kitin adalah karbohidrat yang kuat yang juga membentuk eksoskeleton (kerangka luar) dari serangga dan organisme terkait lainnya. Ciri-ciri jamur secara umum antara lain sebagai berikut:
a. Bersifat eukariotik yang memiliki dinding sel.
b. Tidak mempunyai klorofil, sehingga cara hidupnya bersifat heterotrof (saprofit maupun parasit).
c . Dinding selnya tersusun atas zat kitin.
d. Tubuh jamur umumnya multiseluler, namun ada yang uniseluler
e. Tubuhnya berbentuk benang hifa, ada juga yang membentuk anyaman benang yang disebut miselium
f. Jamur banyak dijumpai di tempat lembap, agak asam, pada bahan makanan, pada bahan organik, serta hidup sebagai saprofit dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Organisme yang memiliki ciri-ciri yang baru saja dijelaskan dapat ditemukan dalam dua dari tujuh kingdom- mereka membuat seluruh kingdom Eumycota atau jamur sejati, dengan dinding sel (dinding hifa) yang dibuat sebagian besar dari kitin (seperti eksoskeleton serangga); dan bagian dari kingdom Chromista, dengan dinding sel terbuat dari selulosa (seperti tanaman), dan yang juga mencakup ganggang coklat – dan kelps (semua Chromista ini, meskipun mereka mungkin terlihat sangat berbeda, memiliki sel renang yang sama dengan dua flagela di satu tahap dalam hidup mereka).
Dekomposisi organisme mati kembali nutrisi ke tanah, dan lingkungan. ciri-ciri: belum ada akar, batang, daun . Sel ada yang tunggal dan ada yang banyak sel, tidak mempunyai klorofil, deretan selnya membentuk benag hifa, jaringan hifa disebut miselium, tempat spora disebut tubuh buah.
4. Ganggang
Ganggang (Alga) merupakan protista mirip tumbuhan. Ganggang menimbulkan air sawah, air kolam, air danaum, atau akuarium tampak berwarna hijau. Namun, masyarakat menyangka bahwa ganggang adalah lumut. Padahal ganggang berbeda dengan lumut. Lumut tidak terendam di air, sedangkan ganggang hidup dalam air. Jika di pegang, lumut akan terasa seperti beludru dan lebih kering, sedangkan ganggang akan terasa basah, licin atau berlendir. Di laut, ganggang mudah ditemukan, dan biasanya terdampar di pantai, berbentuk menyerupai tumbuhan yang berwarna-warni (hijau, kuning, merah atau cokelat). Biasanya orang awam menyebutnya dengan rumput laut.
Ciri-Ciri Ganggang (Alga)
Ganggang (alga) memiliki karakteristik/ciri-ciri umum antara lain sebagai berikut:
Organisme eukariotik
• Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
• Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya,
• Mempunyai pirenoid
• Menyimpan cadangan makanan
• Bersifat uniseluler/multiseluler
• Memiliki dinding sel/tidak
• Soliter/berkoloni
• Bergerak/tidak bergerak
• Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah diri/fragmentasi/spora vegetatif, dan seksual yaitu konjugasi/singami/anisogami.
5. Protozoa
Protozoa merupakan organisme yang menyerupai hewan yang merupakan salah satu dari filum dari kingdom protista. Ciri-Ciri Protozoa (Protista Mirip Hewan) adalah sebagai berikut
• Organisme uniseluler (bersel satu )
• Bersifat eukariotik (memiliki inti sel yang terbungkus oleh membran)
• Tidak memiliki dinding sel
• Heterotrof (umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri)
• Hidup dengan sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni)
• Hidup bebas secara parasit, bebas, dan sporofit
• Memiliki alat gerak yang berupa silia, flagela dan pseudopodia
• Memiliki ukuran tubuh sekitar 100-300 mikron
Klasifikasi Protozoa (Protista Mirip Hewan) - Protozoa diklasifikasi berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum Protozoa. Macam-Macam Klasifikasi Protozoa adalah sebagai berikut
• Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah Paramecium sp
• Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu). Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
• Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh protozoa jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
• Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela (bulu cambuk). Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.
Reproduksi Protozoa (Protista Mirip Hewan) - Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual (tak kawin) dan secara seksual (kawin). Berikut penjelasan reproduksi secara aseksual dan seksual antara lain sebagai berikut
• Reproduksi Secara Aseksual : secara aseksual pada umumnya dengan melakukan pembelahan biner. Dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dan seterusnya. Pembelahan biner diawali pada pembelahan inti atau kariokinesis, dan kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
• Reproduksi Secara Seksual : secara seksual adalah dengan cara penyatuan gamet yang berbeda jenis sehingga dapat menghasilkan zigot atau secara konjugasi (penyatuan inti vegetatif sel). Namun, ada juga Protozoa yang tidak melakukan reproduksi secara seksual, seperti Amoeba sp.
G. Pengendalian mikroorganisme
Kontrol terhadap pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membunuh mikroorganisme, atau menghambat pertumbuhannya. Kontrol terhadap pertumbuhan dapat dilakukan secara :
1. Fisik
Secara fisik, menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas lembab, efektif dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan otoklaf memerlukan suhu 1210C, tekanan 15 psi/1,5 kg/cm2, selama 15 menit. Sterilisasi fisik dapat juga dengan panas kering menggunakan oven1600C, 2 jam. Sterilisasi dengan oven untuk alat-alat gelas dan bahan yang tidak tembus air
2. Secara kimia
Penggunaan senyawa kimia untuk mengendalikan pertumbuha mikroorganisme , contoh : HgCl (0,1%), menyebabkan koagulasi protein
3. Secara mekanik
Bahan yang mudah rusak karena pemanasan, misalnya vitamin, enzim, serum, antibiotik. Contoh : filtrasi, menggunakan filter berupa membran dengan tebal tertentu, terbuat dari asbes, diatom, porselen, kaca berpori, selulosa. membran selulosa : diameter pori 0,01-10 μm Bahan/zat yang tidak dapat dipanaskan pada suhu lebih dari 1000C, dapat dilakukan pasteurisasi dan tindalisasi. Pasteurisasi memerlukan pemanasan 63-73 oC, digunakan untuk pengawetan air, susu, bir, anggur. Pasteurisasi dapat membunuh mikroorganisme pathogen (Mycobacterium, Salmonella, Coxiella) dan beberapa mikroorganisme normal.
Pengendalian mikroorganisme ditujukan untuk:
1. Pengendalian Mikroorganisme untuk Pencegahan Penyakit
Pengendalian hayati oleh mikroorganisme baik jamur ataupun bakteri dapat terjadi melalui satu atau beberapa mekanisme seperti: antibiosis, kompetisi, hiperparasit, induksiresistensi dan memacu pertumbuhan tanaman (Cook dan Baker, 1974., Van Loon,2000.,Kloeppet et al,1999.,Schippers et al, 1987).
Mekanisme antibiosis merupakan penghambatan patogen oleh senyawa metabolik yang dihasilkan oleh agensia hayati seperti: enzim, senyawa-senyawa volatile, zat pelisis dan senyawa antibiotik lainnya. Salah satu contoh adalah agensia hayati kelompok jamur. Jamur diketahui mampu menghasilkan bermacam senyawa beracun (toksis) untuk melawan organisma lainnya (Burge, 1988).
Dalam mengkolonisasi suatu substrat jamur mempunyai kemampuan untuk menghasilkan sejumlah produk ektraselular yang bersifat racun. Kemampuan jamur menghasilkan suatu antibiotik sangatlah penting dalam menentukan kemampuannya untuk mengkolonisasi dan mengatur keberadaannya dalam suatu substrat. Antibiotik dapat juga mengakibatkan terjadinya endolisis atau autolisis yaitu pecahnya sitoplasma suatu sel oleh enzim yang diikuti kematian yang mungkin disebabkan kekurangan hara, antibiotik ataupun kerusakan dinding sel.
Dengan demikian berhasil tidaknya suatu organisma pengendali hayati sebagai agensia hayati bergantung pada kemampuan antibiotik yang dihasilkannya menekan pertumbuhan dan perkembangan patogen tanaman (Baker dan Cook, 1982)
Kompetisi adalah suatu mekanisme penekanan aktivitas patogen oleh agensia hayati terhadap sumber-sumber terbatas seperti zat organik, zat anorganik, ruang dan faktor –faktor pertumbuhan lainnya. Salah satu contoh adalah persaingan akan ruang/tempat pada akar.
Contoh ektomikoriza merupakan agensia yang dapat digunakan sebagai agen pengendali hayati. Jamur tersebut mampu membungkus secara efektif seluruh akar dan menempati bagian rizosfer sehingga apabila ada mikroorganisme lain seperti misalnya Armilaria mellea atau Phytophthora spp, maka patogen tersebut tidak dapat lagi mengkolonisasi bagian tersebut.
2. Pengendalian mikroorganisme dalam Bahan Makanan
Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan perlu dilakukan supaya bahan makan tersebut tidak cepat rusak atau busuk. Kerusakan bahan makanan oleh mikroorganisme terjadi karenamikroorganisme tersebut berkembangbiak dan bermetabolisme sedemikian rupa sehingga bahan makanan mengalami perubahan sedemikian rupa yang menyebabkan rusaknya bahan makanan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangbiakan mikroorganisme diantaranya
• Waktu generasi
• Faktor intrinsik
• Faktor ekstrinsik
• Faktor proses
• Faktro implicit
Beberapa istilah dalam mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.
2) Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3) Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan kimia.
Beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme :
1) Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi mikroorganisme pd suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah men-ciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi per-tumbuhan Mikroorganisme sekaligus membunuh sebagian besar populasi Mikroorganisme.
2) Desinfeksi
DesinfeksiAdalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap per-alatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membu-nuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.
3) Antiseptis
Antiseptis Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikro-organisme dengan cara menghancur-kan atau menghambat aktivitas Mikroorganisme.
4) Sterilisasi
Sterilisasi/suci hama Proses menghancurkan semua jenis kehidup-an mikroorganisme sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan peng-aplikasian udara panas. Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu Panas kering dan Panas lembab :
1) Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium. Suhu efektifnya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya adalah oven.
2) Panas lembab dengan uap jenuh berte-kanan. Sangat efektif untuk sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat dan kelem-baban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel Mikroorganisme yang menyebabkan sel hancur. Suhu efektifnya adalah 121oC pada tekanan 5 kg/cm2dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan : pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
5) Pengendalian Mikroorganisme dengan Suhu Panas lainnya
Pengendalian Mikroorganisme dengan Suhu Panas lainnya :
1) Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora Mikroorganisme tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
2) Pasteurisasi : Proses pembunuhan Mikroorganisme patogen dengan suhu terkendali berdasar-kan waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilaku-kan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit.
3) Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu 100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa virus masih dapat hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.
4) Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus) sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang sederhana seperti jarum ose.
5) Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran.
6) Pengendalian Mikroorganisme dengan Radiasi
Pengendalian Mikroorganisme dengan Radiasi, Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi.
1) Sinar UV : Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
2) Sinar Ionisasi : yang termasuk sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar dan biasanya hanya digunakan pada industri farmasi maupun industri kedokteran.
- Sinar X : Daya penetrasi baik namun perlu energi besar.
- Sinar alfa : Memiliki sifat bakterisidal tetapi tidak memiliki daya penetrasi.
- Sinar beta : Daya penetrasinya sedikit lebih besar daripada sinar X.
- Sinar gamma : Kekuatan radiasinya besar dan efektif untuk sterilisasi bahan makanan
7) Pengendalian Mikroorganisme dengan Filtrasi
Pengendalian Mikroorganisme dengan Filtrasi : Ada dua filter, yaitu filter udara dan filter bakteriologis.
1) Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow)
2) Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yg tidak tahan terhadap pemanasan, mis. larutan gula, serum, antibiotika, antitoksin, dll.
Teknik filtrasi prinsipnya menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.
8) Pengendalian Mikroorganisme dengan Bahan Kimia
Pengendalian Mikroorganisme dengan Bahan Kimia Agen kimia yang baik adalah yang memiliki kemam-puan membunuh Mikroorganisme secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak bahan atau alat yang di-disinfeksi. Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolong-kan menjadi :
1) Agen kimia yang merusak membran sel Mikroorganisme.
-. Golongan Surfactants (Surface Active Agents), yaitu golongan anionik, kationik dan nonionik.
-. Golongan fenol.
2) Agen kimia yg merusak enzim Mikroorganisme.
- Golongan logam berat seperti arsen, perak, merkuri dll
- Golongan oksidator spt gol. halogen, hidrogen peroksida dan formaldehid.
3) Agen kimia yang mendenaturasi protein.
Agen kimiawi yg menyebabkanterjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Efektivitas Agen kimia di dalam mengendalikan Mikroorganisme, yaitu :
- Konsentrasi agen kimia yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasinya maka efektivitasnya semakin meningkat.
- Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
- Sifat dan jenis Mikroorganisme. Mikroorganisme yang berkapsul dan berspora resisten dibandingkan yang tidak berkapsul dan berspora.
- Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan organik dapat menurunkan efektivitas agen kimia.
- pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring dengan perubahan pH.
H. Pemeliharaan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari
Mikrobia dengan aktivitasnya mempengaruhi organisme lain termasuk tumbuhan tinggi dan hewan-hewan dalam suatu ekosistem. Mikrobia berperan penting sebagai organisme sintetik dan degradatif. Mikrobia sebagai organisme sintetik artinya sebagai produser bermacam senyawa kimia seperti hormon, nutrient dan antibiotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan begitu pula sebaliknya. Mikrobia sebagai organisme degradatif artinya mikrobia sebagai produser enzim yang mendegradasi bermacam senyawa organik dan anorganik yang terakumulasi di lingkungannya.
Di lingkungan tanah mikrobia tidak hanya berinteraksi diantaranya tetapi juga dengan tanaman dan hewan. Beberapa diantaranya bersifat patogen pada tanaman dan hewan yang lainnya melakukan simbiosis. Interaksi diantara mikrobia dapat saling menguntungkan atau bersifat antagonistik. Untuk mempelajari mikrobia udara di laboratorium dibedakan mikrobia yang bersifat patogen pada tanaman, hewan dan manusia sedang yang lain sebagai penyebab alergi.
Di lingkungan akuatik, mikrobia sebagai polutan, indikator polusi juga sebagai agemsia pengendali polusi. Adanya polusi mikrobia dia air minum sebagai penyebab epidermik lewat air seperti disentri, kolera dan hepatitis. Ekologi di lingkungan air laut masih belum diketahui karena kesukaran pada waktu pengambilan sampelnya.
Saat ini mikrobia banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. terutama untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Bahan pencemar dapat bermacam-macam mulai dari bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable). Dalam hal ini akan dibahas beberapa pemanfaatan mikroba dalam proses peruraian bahan pencemar dan peran lainnya untuk mengatasi bahan pencemar.
1. Sebagai Pencerna Limbah
Limbah organik di rumah tangga, industri, pasar pada umumnya dibuang ke sungai yang dapat mengakibatkan pencemaran. Mikroorganisme dapat mengolah limbah melalui penguraian secara aerob dan anaerob. Secara aerob pada beberapa mikroorganisme (bakteri, protista, dan jamur) yang menguraikan materi organik dari limbah menjadi mineral-mineral, gas-gas, dan air. Hal tersebut membutuhkan banyak oksigen.
Pemrosesan limbah ada dua materi, yaitu menggunakan lumpur aktif dan proses menggunakan saringan tetes. Sistem pengolahan dengan lumpur aktif merupakan pengolahan limbah cair yaitu bakteri aerobik dalam suatu bak limbah yang telah diberi aerasi, bertujuan untuk menurunkan bahan organik yang mengandung karbon atau nitrogen dalam limbah. Sedangkan sistem pengolahan dengan saringan tetes merupakan pengolahan limbah cair yang menggunakan biofilum yang merupakan lapisan mikroorganisme yang menutupi hamparan saringan atau filter pada dasar bak limbah. Hamparan tersebut berupa tumpukan arang, plastik, dan kerikil. Penguraian secara anaerob merupakan proses biologis gas bio (gas metan= CH4). Gas bio dapat berguna sebagai sumber energi alternatif yaitu pembakaran untuk mengahasilkan listrik. Tahukah Anda bahwa bakteri dapat mencerna limbah?
Bakteri tersebut dimasukkan dalam bak yang berisi limbah yang diberi lubang untuk masuknya udara (aerator), sehingga limbah akan terurai dan dapat dibuang ke lingkungan yang airnya sudah dipisahkan dari endapannya. Misalnya limbah logam berat yaitu Chromium, limbah tersebut dapat direduksi oleh bakteri Enterobacter cloaceae sehingga tidak akan membahayakan lagi bagi manusia.
2. Logam Berat
Limbah penambangan emas dan tembaga (tailing) yang banyak mengandung logam berat terutama air raksa (Hg), industri logam dan penyamakan kulit banyak menghasilkan limbah logam berat terutama cadmium (Cd), serta penggunaan pupuk (misalnya pupuk fosfat) yang mengandung logam berat seperti Hg, Pb, dan Cd, sekarang banyak menimbulkan masalah pencemaran logam berat. Logam berat dalam konsentrasi rendah dapat membahayakan kehidupan karena afinitasnya yang tinggi dengan sistem enzim dalam sel, sehingga menyebabkan inaktivasi enzim dan berbagai gangguan fisiologi sel.
Bakteria dapat menghasilkan senyawa pengkhelat logam yang berupa ligan berberat molekul rendah yang disebut siderofor. Siderofor dapat membentuk kompleks dengan logam-logam termasuk logam berat.
Umumnya pengkhelatan logam berat oleh bakteri adalah sebagai mekanisme bakteri untuk mempertahankan diri terhadap toksisitas logam. Bakteri yang tahan terhadap toksisitas logam berat mengalami perubahan sistem transport di membran selnya, sehingga terjadi penolakan atau pengurangan logam yang masuk ke dalam sitoplasma. Dengan demikian logam yang tidak dapat melewati membran sel akan terakumulasi dan diendapkan atau dijerap di permukaan sel.
Untuk mengambil logam berat yang sudah terakumulasi oleh bakteri, dapat dilakukan beberapa cara. Logam dari limbah cair dapat dipisahkan dengan memanen mikroba. Logam yang berada dalam tanah lebih sulit untuk dipisahkan, tetapi ada cara pengambilan logam menggunakan tanaman pengakumulasi logam berat.
Tanaman yang termasuk sawi-sawian (misal Brassica juncea) dapat digunakan bersama-sama dengan rhizobacteria pengakumulasi logam (misal Pseudomonas fluorescens) untuk mengambil logam berat yang mencemari tanah. Selanjutnya logam yang telah terserap tanaman dapat dipanen dan dibakar untuk memisahkan logam beratnya.
Bakteri Thiobacillus ferroxidans dan Thiobacillus oxidans termasuk khemolitotrof, yaitu bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat mengekstraksi berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.
3. Contoh Pemanfaatan Mikrobia
Mikrobia memiliki peranan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu dalam Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
Mikrobia dapat di manfaatkan dalam budidaya jamur tiram. Adapun alat dan bahan serta tata cara budidaya jamur tiram sebagai berikut.
Peralatan yang dibutuhkan untuk menyiapkan media tanam yaitu:
• Sekop dan cangkul untuk mencampur
• Drum perebus berikut tutup dan sarangan
• Kompor dengan bahan bakar
• Beberapa buah kantung plastik tahan panas
• Karet gelang untuk mengikat
• Potongan kertas koran
• Potongan pipa pralon
Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat media tanam sebagai berikut:
• Serbuk gergaji sebanyak 100kilogram
• Dedak halus atau bekatul sebanyak 10-15 kilogram
• CaCO3 (kalsium karbonat atau kapur) sebanyak 0.5 kilogram
• CaSO4 (gipsum)sebanyak 0.5 kilogram
• Pupuk TSP sebanyak 0.5 kilogram
• Bibit jamur sebanyak 25 kantung
• Air secukupnya
Proses pengomposan
Sebelum ditanami bibit jamur, media tanam perlu dikomposkan terlebih dahulu selama lima belas hari. Adapun caranya sebagai berikut:
1. Merendam serbuk gergaji dalkam air selama satu malam. Selanjutnya, meniriskan serbuk gergaji dan menambahkan kapur serta bekatul. Aduk semua bahan hingga merata.
2. Diamkan selama lima hari mengaduk kembali bahan-bahan sambil ditambahkan pupuk TSP. Biarkan selama lima hari Semua bahan kemudia di aduk kembali sambil ditambahkan gipsum.
3. Biarkan selama lima hari dan proses pengomposanpun selesai
Proses pembungkusan
Pembungkusan media tanam dilakukan dengan cara berikut:
1. Memasukkan media tanam yang telah dikomposkan ke dalam kantung plastik. Isi kantung plastik kurang lebih ¾ bagian, sedangkan yang ¼ bagian ditekuk ke dalam
2. Meletakkan kantung plastik yang telah diisi dengan posisi terbalik, yaitu bagian yang ditekuk ditempatkan dibawah.
Proses sterilisasi
Setelah dimasukkan ke kantung plastik, media tanam harus disterilisasi. Adapun caranya sebagai berikut:
• Menyiapkan peralatan sterilisasi, yaitu kompor dan drum perebus
• Meletakkan sarangan kira-kira 1/3 bagian bawah drum
• Mengisi drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagiannya
• Menyalakan kompor dan masukkaan media tanam kedalam drum
• Melakukan proses sterilisasi selama 6-8 jam
Teknik penanaman bibit
1. Penanaman bibit disebut juga inokulasi. Inokulasi sebaiknya dilakukan tidak melebihi 24 jam setelah proses sterilisasi.
2. Setelah proses sterilisasi selesai, polybag dikeluarkan dari drum dan dibiarkan sampai dingin
3. Selanjutnya, bibit dimasukkan di bagian atas polybag Memasukkan poyongan pipa pralon ke ujung polybag. Kemudian tutup dengan kertas koran dan ikat dengan karet gelang
Pemeliharaan dan inkubasi
1. Meletakkan polybag yang telah di inokulasi di rak. Sebaiknnya, rak ditempatkan dalam ruangan sehingga suhu dan kelembabannya stabil karena tidak terpengaruh udara luar. Suhu terbaik untuk pertumbuhan jamur antara 24-28oC, sedangkan kelembaban udara antara 80-90%.
2. Kemudian polybag dibiarkan selama 6-8 minggu hingga miselium (sekumpulan benang jamur yang membentuk sebagian tumbuhan jamur) tumbuh memenuhi kantung plastik. Setelah miselium tumbuh, polybag dibuka dengan melepas karet dan pralon. Selanjutnya, plastik disibak keluar sehingga permukaan media tanam jamur mendapat udara.
Pemanenan
Setelah polybag dibuka, jamur tiram akan tumbuh. Satu minggu kemudian sudah ada jamur yang siap dipanen. Setiap polybag dapat dipanen hingga 4-6 kali. Masa panen dapat berlangsung selama 2-3 bulan.
BAB III Kesimpulan
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis, industri, biokimia dan banyak lagi yang lainnya.
Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi menjadi beberapa cabang lagi, berdasarkan konsentrasi pokok bahasannya. Pembagian mikrobiologi ini didasarkan pada orientasinya.
Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang menguntungkan adalah peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, bioremediasi, produksi antibodi, dan lain-lain.
Ekologi mikrobia mempelajari mikrobia dalam lingkungan alamnya. Mikrobia merupakan bagian penting dari suatu ekosistem karena jumlahnya yang sangat melimpah di dalam tanah, atmosfer dan air, dan berperan penting dalam siklus biogeokimiawi.
Mikrobia adalah makhluk yang sangat kecil, dengan ukuran yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Mikrobia meliputi bakteri, jamur (fungi), alga, virus, dan protozoa.
Peranan mikrobia terhadap lingkungan yaitu mikrobia berperan penting sebagai organisme sintetik dan degradatif. Contoh pemanfaatan mikrobia dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk budidaya jamur, pembuatan tempe, pembuatan oncom, yogurt, keju, dll.
Pengendalian penyakit secara hayati tidak lain adalah mengurangi laju perkembangan penyakit melalui penurunan daya hidup patogen, menurunkan jumlah propagul yang diproduksi serta mengurangi penyebaran inokulum.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan antara lain:
Perlu perhatian yang lebih lagi untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan.
Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme diakses pada 20 September 2017
Beaker dan Cook. 1982 .Isolasi dan Seleksi Bakteri Kitinolitik Isolat Lokal yang Berpotensi untuk Mengendalikan Larva Nyamuk Aedes aegypti L. Jurnal ilmiah. No 1, volume 9. 5-8.
Burge, 1988. “Analisis Resiko Agen Hayati”. Jurnal. Litbang. Bogor
J. Pelczar, Jr. Michael.2005. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia: Jakarta.
Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),
(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).
Anonim b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thieman, William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology. New York: Benjamin Cummings.
Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana
Drs. Koes Irianto, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1, (Bandung: YRAMA WIDYA, 2006), hlm. 16
Theresia Tri Suharni, dkk, Mikrobiologi Umum, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2008), hlm. 1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Volume 5, (Jakarta: LenteraHati, 2009), hlm. 313
No comments:
Post a Comment