Pendidikan adalah modal penting dalam mengarungi perubahan dan perkembangan era modern sekarang ini. Bahkan ada istilah yang menyebut bahwa Pendidikan adalah mata uang yang berlaku di semua negara. Artinya adalah dengan pendidikan kita sudah mempunyai separuh modal dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin pelik, tinggal bagaimana kita mengasah dan mengembangkan potensi yang ada pada diri kita.
Setiap orang tentu menginginkan sebuah kehidupan yang layak dan lebih baik. Untuk mewujudkan kehidupan yang layak tersebut adalah dengan mengenyam pendidikan sebagai mana mestinya.
Semakin tahun jumlah lulusan baik dari sekolah menengah kejuruan (SMK) maupun sekolah menengah atas (SMA) semakin meningkat jumlahnya. Khusus untuk lulusan sekolah kejuruan tentu setelah dinyatakan lulus ingin segera bekerja di pabrik ataupu di perusahaan sesuai dengan bidang ketrampilan dan keahliannya yang diajarkan selama duduk di bangku sekolah. Namun, ironisnya adalah jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah lulusan sekolah kejuruan tersebut tidaklah sebanding. Hal ini tentu menimbulkan persaingan yang ketat diantara mereka.
Sementara itu mayoritas perusahaan ataupun pabrik di indonesia menerapkan sistem kontrak terhadap buruhnya, ya meskipun masih ada sebagian perusahaan yang mau mengangkat sebagai karyawan tetap, tetapi jumlahnya tidaklah banyak. Celakanya lagi perusahaan yang menerapkan sistem kontrak membatasi usia pekerja atau buruhnya sampai usia maksimal 25 tahun. Keadaan seperti ini tentu bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda. Di satu sisi, keadaan tersebut membuka peluang bagi lulusan baru untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut menggantikan pekerja terdahulunya yang masa kontrak kerjanya sudah habis. Namun, di sisi yang lain bagi para mantan pekerja atau buruh yang sudah melampaui usia 25 tahun dan belum menjadi karyawan tetap akan menjadi masalah tersendiri bagi mereka.
Jika kita hitung-hitungan secara matematis, katakanlah usia lulusan sekolah kejuruan tersebut adalah 19 tahun maka cuma ada waktu kurang lebih 6 tahun bagi mereka untuk dapat bekerja di perusahaan, dengan catatan sistem kerja kontrak.
Lalu bagaimana dengan mereka yang usianya sudah melampaui angka 25 tahun?? Apakah mereka masih mempunyai kesempatan dan peluang untuk bekerja di pabrik atau perusahaan lagi??
Saya rasa kesempatan dan peluang itu masih tetap ada, meskipun prosentasenya sangat kecil. Dengan keadaan dan kondisi seperti itu tentu mereka dipaksa untuk memutar otak mereka kembali. Mungkin dengan jalan wirausaha sendiri adalah solusi terbaik jika mereka tidak melanjutkan kejenjang tingkat pendidikan selanjutnya, katakanlah perguruan tinggi.
Lalu apakah mereka mempunyai bekal yang cukup untuk berwirauasaha sendiri?
Sebenarnya jika berbicara mengenai berwirausaha setiap orang dapat melakukannya asal mempunyai niat dan kemauan yang keras. Akan tetapi, lebih baiknya lagi jika mereka dibekali dengan pengetahuan berwirausaha yang baik dan benar. Dan hal itu dapat dilakukan semasa dibangku sekolah. Artinya adalah ketika mereka masih duduk di bangku sekolah kejuruan mereka sudah diajarkan mengenai dasar-dasar dalam menjalankan kewirausahaan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk kelak di kemudian hari.
Oleh karena itu, maka tidak ada salahnya jika disetiap sekolah menengah kejuruan atau sekolah menengah atas mempunyai kurikulum pendidikan yang didalamnya memuat pelajaran kewirausahaan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk kelak dikemudian hari. Meskipun mungkin mata pelajaran kewirausahaan itu memang dipandang sebelah mata, tetapi setidaknya dapat menambah wawasan bagi para peserta didik diluar mata pelajaran pokok/wajib, mengingat persaingan di dunia kerja sekarang ini sangat ketat.
Akhirnya sekali, pendidikan itu akan sangat bermanfaat bagi kehidupan jika kita terus mengasah dengan sebaik-baiknya sampai dengan batas maksimal. Dan sukses itu tidak bergantung pada orang lain, yang menentukan kesuksesan / keberhasilan seseorang adalah diri kita sendiri. Maka, menjalani hidup dengan optimis, bekerja keras dan mau terus belajar akan mendekatkan diri kita untuk meraih keberhasilan.
Selesai.
No comments:
Post a Comment