Sunday, July 23, 2017

Buku IPA Kelas 2 SD/MI Gratis Download

Sains adalah proses sepanjang hayat sebagaimana belajar berhitung. Anak-anak dari segala jenis usia akan memperoleh manfaat dengan menganalisis keadaan-keadaan di sekitarnya yang mengadung unsur sains. Anak-anak perlu didorong agar memperoleh lebih banyak pengalaman sains di alam, kemudian menjelaskan peristiwa-peristiwa yang mereka lihat, menanyakannya, dan menganalisis cara peristiwa-peristiwa itu terjadi.
Jika kita tidak menginteraksikan sains kepada anak-anak sejak dini, maka sama artinya kita mencetak anak-anak yang sukar menganalisis peristiwa sains. Dengan demikian, ketika kita menginginkan anak-anak kita memiliki kinerja yang baik saat duduk di jenjang sekolah yang lebih tinggi, maka sains mesti kita ajarkan sejak taman kanak-kanak.
Seorang guru mesti membiarkan anak-anak bereksperimen. Kegiatan eksperimen itu bisa berupa mengumpulkan batu, melempar bola, membaca gambar, menambah kosakata dengan saling bertukar pikiran, dan memberi kesempatan mereka untuk bertanya serta mencari jawabannya. Kesemuanya itu dimasukkan ke dalam kurikulum untuk pendidikan prasekolah.
Mungkin ada sebuah pertanyaan yang sekarang muncul di dalam benak kita, sains itu terjadi kapan saja? Sejatinya, ada banyak kegiatan sehari-hari yang mengandung inti konsep dasar sains. Menuangkan minuman memberikan penjelasan tentang sifat zat cair yang mengalir dari atas ke bawah. Kincir kertas yang berputar karena ditiup angin, bola menggelinding di atas bidang miring adalah beberapa kegiatan yang nampaknya remeh tetapi membuka peluang bagi anak-anak untuk mengajukan pertanyaan: mengapa perstiwa-peristiwa tersebut dapat terjadi.
Sains dan pengajaran sains tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat dimensi-dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian sains. Pertama, adalah muatan sains (content of science) yang berisi berbagai fakta, konsep, hukum, dan teori-teori. Dimensi inilah yang menjadi obyek kajian ilmiah manusia.
Dimensi kedua sains adalah proses dalam melakukan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah dari aktivis sains. Proses dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan sains biasa disebut dengan keterampilan proses sains (science proccess skills). Keterampilan proses inilah yang digunakan setiap ilmuwan ketika mengerjakan aktivitas-aktivitas sains. Karena sains adalah tentang mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka keterampilan ini dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita menemukan persoalan-persoalan keseharian dan kita harus mencari jawabannya. Jadi, mengajarkan keterampilan proses sains pada siswa sama artinya dengan mengajarkan keterampilan yang nantinya akan mereka gunakan dalam kehidupan keseharian mereka.
Dimensi ketiga dari sains merupakan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah. Dimensi ini meliputi keingintahuan seseorang dan besarnya daya imajinasi seseorang, juga antusiasme yang tinggi untuk mengajukan pertanyaan dan memecahkan permasalahan. Sikap lain yang juga harus dimiliki seorang ilmuwan adalah sikap menghargai terhadap metode-metode dan nilai-nilai di dalam sains. Metode-metode sains yang dimaksud di sini meliputi usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan menggunakan bukti-bukti, kemauan untuk mengakui pentingnya mengecek ulang data yang diperoleh, dan memahami bahwa pengetahuan ilmiah dan teori-teori berubah sepanjang waktu selama informasi-informasi yang lebih banyak dan lebih baik diperoleh.
Dalam pengajaran sains, ada enam buah keterampilan proses dasar yang perlu diajarkan kepada murid. Keterampilan-keterampilan proses merupakan  bagian-bagian yang membentuk landasan metode-metode ilmiah. Keenam keterampilan tersebut yaitu: pengamatan (observation); pengomunikasian   (communication); pengklasifikasian (classification); pengukuran   (measurement); penyimpulan (inference); dan peramalan (prediction).
Keenam keterampilan di atas terintegrasi ketika seorang ilmuwan merancang dan mengadakan sebuah eksperimen. Enam keterampilan dasar di atas sangat penting dalam kedudukannya sebagai keterampilan mandiri sebagaimana pentingnya ketika berkedudukan sebagai keterampilan terintegrasi. Pendek kata, belajar sains adalah belajar keterampilan berpkir dan bertindak ilmiah.
Sementara itu, metode sains untuk prasekolah berarti seorang guru harus mendorong dan membiasakan anak untuk mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban. Menggunakan metode sains artinya memusatkan perhatian pada apa yang akan terjadi, membuat prediksi, bahkan bagi anak-anak prasekolah dengan aktivitas menebak mereka. Guru dapat membantu anak-anak mempelajari metode ini setiap kali guru membacakan atau memberi anak-anak cerita. Cara itu dilakukakan dengan menanyakan kepada mereka: “Kira-kira, apa yang akan terjadi berikutnya?”, atau, “Apa yang terjadi pada halaman berikutnya?”
Meskipun aktivitas-aktivitas itu dilakukan oleh anak-anak usia prasekolah, tetapi mereka telah belajar melakukan aktivitas-aktivitas penelitan sekaligus berinteraksi dengan keterampilan proses sains. Anak-anak harus mendapatkan kesempatan untuk mengatakan gagasan mereka dan pikiran mereka sebagai wujud dari sebuah dugaan-dugaan sebelum memulai aktivtas sains.
Saat memberikan kegiatan, guru tidak diperkenankan terlalu banyak bicara dan membiarkan anak-anak mengolah hipotesis, pernyataan tentang apa yang mereka pikirkan atau yang mereka pikir akan terjadi. Tugas seorang guru hanyalah menanti anak-anak memformulasikan gagasan mereka. Aktivitas ini akan menjadi kebiasaan jika guru membiasakannya. Ketika anak-anak menemukan serangga di tempat mereka bermain dan mereka bertanya kepada guru, “Apa itu?” maka guru akan mengatakan, ”Menurutmu itu apa? Apa yang dilakukannya? Di mana kamu menemukannya, di rerumputan atau di tanah?” Doronglah mereka untuk mengenali atau membangun simpanan ilmu pengetahuan mereka tentang serangga tersebut. Pada saat yang lain, anak-anak mungkin menginginkan guru menjadi sumber informasi bagi mereka. Ketika hal tersebut terjadi, jawablah pertanyaan atau bantulah mereka menemukan jawabannya di buku.

Kemudian dalam hal ini, bagian yang amat penting dalam metode sains adalah mengulang percobaan yang yang memberikan hasil yang sama. Bisakah anak yang lain memperoleh hasil yang sama? Ketika guru dan anak-anak melakukan percobaan mencampur warna, guru menunggu seorang anak untuk menemukan bahwa mencampur warna biru dan kuning membentuk warna hijau. Anak yang lain berteriak, ‘Hei, punyaku juga berubah menjadi hijau! Bagaimana denganmu Mustafa? Bagaimana denganmu Latifah?” Anak-anak belajar bahwa sains bukanlah sihir ketika mereka membuat sesuatu terjadi dan dapat mengulanginya kembali berulangkali. Hasil yang mereka dapatkan bukan karena guru mempunyai kekuatan khusu atau karena guru mengatakan mantera, tetapi karena sifat dari bahannya. Peristiwa itu akan selalu terjadi setiap kali guru melakukan hal yang sama. Tunjukkan hasil yang berulang ini kepada mereka selama percobaan sains karena mereka mungkin terlalu sibuk dengan bahan-bahan percobaan sehingga tidak memperhatikan apa yang orang lain lakukan.

Link Download Buku Siswa Pelajaran IPA Kelas 2 SD/M

ILink Download Buku Siswa Pelajaran IPA Kelas II SD/MI

No comments:

Post a Comment